Reporter: Didik Purwanto | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Indofarma (Persero) Tbk mencatatkan penurunan penjualan obat sebesar 2,2% pada 2010. Sepanjang tahun lalu, Indofarma mencetak pendapatan dari penjualan obat sebesar Rp 1,101 triliun, turun dari penjualan 2009 yang sebesar Rp 1,125 triliun.
Direktur Utama Indofarma P Sudibyo menilai penurunan penjualan obat generik tersebut disebabkan obat generik kurang bisa bersaing dengan produk obat lainnya. "Harga obat generik tidak pernah naik, bahkan cenderung turun. Sehingga harga jualnya terbatas," ujar Sudibyo saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, Kamis (17/2).
Padahal, Sudibyo bilang Indofarma merupakan produsen obat generik terbesar di Indonesia. Namun akibat penjualan obat generik kalah bersaing dengan produk obat non generik, maka penjualan perseroan sedikit merosot.
Selain itu, sekitar 90% bisnis perseroan dikontribusikan dari produksi obat generik. Jika penyerapan obat generik terbatas, maka dikhawatirkan penjualan perseroan akan terus merosot.
"Itu disebabkan harga pokok penjualan (HPP) Indofarma lebih kecil dibandingkan obat non generik," tambahnya.
Ada sebanyak 40 produk obat generik perseroan dari sekitar 150 produknya yang memiliki harga pokok penjualan (HPP) di bawah harga obat non generik. Dia mengharapkan harga pokok penjualannya bisa minimal setara atau minimal bisa bersaing dengan produk obat non
generik.
Meski penjualan obat sedikit turun, laba bersih perseroan sepanjang 2010 naik drastis dari Rp 2 miliar pada 2009 menjadi Rp 13 miliar pada 2010. Kenaikan tersebut disebabkan karena ada beban pajak yang berhasil ditekan dari sebelumnya Rp 11 miliar pada 2009 menjadi hanya Rp 4 miliar pada 2010.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News