kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan Steel Pipe Industry (ISSP) Naik 24% hingga Kuartal III, Ini Pendorongnya


Kamis, 08 Desember 2022 / 19:53 WIB
Penjualan Steel Pipe Industry (ISSP) Naik 24% hingga Kuartal III, Ini Pendorongnya
ILUSTRASI. Produsen pipa baja PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) atau Spindo.


Reporter: Vina Elvira | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen pipa baja, PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja selama Januari-September 2022. Di tengah sederetan tekanan global yang datang, ISSP mampu mempertahankan pertumbuhan penjualan hingga 24,6% secara tahunan alias year on year (YoY).

Untuk diketahui, hingga September 2022, penjualan ISSP tercatat mencapai Rp 4,75 triliun. Angka ini melesat 24,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 3,81 triliun. 

Corporate Secretary & Investor Relations ISSP, Johannes W. Edward menuturkan, kinerja positif perseroan selama sembilan bulan 2022 tak lepas dari pemulihan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan. Di mana, Indonesia mencatat pertumbuhan PDB 3Q22 sebesar 5,7% YoY, lebih tinggi dari 2Q22 yang tumbuh sebesar 5,4%.

"Sedikit mengenai ekonomi global, memang dunia diancam resesi, tapi area Southeast Asia masih cukup baik, terutama Indonesia. Dan ada juga penutupan pabrik di Eropa, ini diharapkan akan membantu stabilitas harga baja dunia," ungkap Johannes, dalam Paparan Publik Virtual, Selasa (6/12) lalu. 

Baca Juga: Intiland Development (DILD) Fokus Kembangkan Rumah Hunian pada Tahun 2023

Meski ada pertumbuhan dari sisi penjualan, ISSP terpantau mengalami penyusutan  margin laba kotor. Margin laba kotor per kuartal III 2022 tercatat sebesar 13,4%, lebih rendah dari posisi kuartal III 2021 senilai 21,4%.

Walhasil, laba periode berjalan perseroan pun ikut terkoreksi. Angkanya tercatat menurun 34,26% menjadi Rp 292,87 miliar. Dari semula Rp 445,54 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. 

Johannes menjelaskan, tingginya margin laba kotor pada tahun 2021 terdorong oleh adanya kenaikan harga komoditas pada saat itu. Namun demikian, sebenarnya ISSP berhasil mempertahankan profitabilitas ketika tren harga komoditas melemah selama 2022 ini.  

"Sebenarnya di 2022 ini, di mana tren harga komoditas turun kami tetap bisa bertahan profitabilitas yang lebih tinggi dari level 2020 bahkan 2019. Sehingga apa yang kami lakukan ini sustainable," jelasnya. 

Tapi, ISSP juga punya misi jangka panjang untuk bisa mengembalikan level profitabilitas seperti di tahun 2021 pada 2025 mendatang. 

Baca Juga: Eagle High Plantations (BWPT) Beberkan Potensi Hilirisasi Limbah Cair Pabrik Sawit

Salah satu strategi yang digenjot ISSP untuk mencapai hal tersebut adalah dengan memaksimalkan penjualan ke end user atau pelanggan ritel. Maka dari itu, ekspansi penambahan depo dilakukan oleh perusahaan.

Hingga akhir tahun nanti, ISSP mengincar pertumbuhan volume penjualan sekitar 20%-30% dibandingkan realisasi tahun lalu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×