Reporter: Merlinda Riska | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Pasar tablet nasional semakin bergairah. Lembaga riset Growth for Knowledge (GfK) mencatat, penjualan tablet selama kuartal III 2012 mencapai 450.000 unit dengan nilai transaksi Rp 1,6 triliun. Penjualan unit melonjak 248% dan nilai transaksi tumbuh 142% dibandingkan periode yang sama 2011.
Adapun penjualan tablet selama Januari-September 2012 sebanyak 1.090.000 unit. Angka ini jauh melampaui total penjualan selama 2011 yang hanya 470.000 unit. Hingga akhir tahun nanti, GfK memprediksi penjualan tablet menembus 1,8 juta unit.
Johan Pangaribuan, Senior Manager Telecommunication and Operator Business GfK, menyatakan, setidaknya ada tiga faktor yang mendongkrak penjualan tablet. Pertama, daya beli masyarakat cukup kuat. Kedua, penetrasi tablet yang masih rendah di Indonesia. Ini lantaran tablet baru masuk sekitar akhir 2010. Ketiga, "Harga tablet yang kian terjangkau,” kata dia kepada KONTAN, akhir pekan lalu.
Johan menambahkan, beberapa merek global maupun lokal memang cukup gencar membanting harga (price erosion) sehingga mampu menarik minat konsumen. Lihat saja, ada tablet yang harganya Rp 500.000 per unit.
Bukan hanya harga tablet yang kian terjangkau, tarif layanan data yang ditawarkan sejumlah operator seluler juga menjadi daya tarik konsumen. Saat ini, total merek tablet yang beredar di Indonesia sebanyak 52 merek. Dari jumlah itu, sebanyak 39 merek merupakan merek lokal.
Samsung sebagai merek global yang juga menguasai pasar tablet di Indonesia mengakui pertumbuhan penjualan tablet yang terus menanjak. Vice President Business Advisor Samsung Indonesia, Andre Rompis, menyebutkan, penjualan tablet Samsung hingga semester I 2012 melonjak hingga lima kali lipat. “Bahkan, total market share hingga semester I tahun ini sudah mencapai 47%,” ungkap dia.
Namun di tahun depan, GfK memproyeksikan pertumbuhan penjualan tablet hanya sekitar 95%. Padahal, setahun belakangan ini pertumbuhannya mencapai tiga digit. Alasannya, di 2013 bakal hadir Windows 8 dan komputer hibrid yang berlayar sentuh sehingga membuat pasar komputer terfragmentasi.
Sung Khun, Direktur Bisnis IT Samsung Elektronik Indonesia, menambahkan, komputer hibrid memang dapat memakan pasar tablet. "Komputer hibrid bisa mengalihkan pasar tablet yang penjualannya 100.000 unit per bulan atau 1,2 juta per tahun. Karena komputer hibrid memiliki kenyamanan tablet dengan kemampuan PC," kata dia.
Memang, sasaran komputer hibrid itu pasar PC seharga di atas Rp 5 juta yang menguasai 30% total pasar komputer. Meski demikian, pertumbuhan penjualan tablet diprediksi tetap tinggi dan terus diminati konsumen. Sebab, konsumen masih perlu mengenal lebih dekat komputer hibrid berlayar sentuh. Sementara, tablet sudah terlanjur disukai masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News