kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan truk di semester kedua bakal lesu


Selasa, 24 Juli 2012 / 16:45 WIB
Penjualan truk di semester kedua bakal lesu
ILUSTRASI. Personel Angkatan Bersenjata Ukraina berkumpul di pinggir jalan dekat desa Vidrodzhennya di luar Artemivsk, wilayah Donetsk, Ukraina, 9 Juni 2015.


Reporter: Arif Wicaksono | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Penjualan truk medium atau kategori 3 (10-24 ton) diprediksi akan turun di semester II tahun 2012. Penurunan penjualan terjadi karena bisnis komoditas serta pertambangan sedang lesu.

Selain harga yang kurang menarik, bisnis komoditas dan pertambangan juga dihadapkan kebijakan baru, yaitu pajak ekspor barang tambang mentah sebesar 20% dari pemerintah. Hal ini disampaikan oleh Rijwan Alamsjah, Ketua IV Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia(Gaikindo) di Jakarta, Selasa (24/7).

“Pasar truk sangat berpengaruh pertumbuhan ekonomi dan industri pertambangan serta perkebunan,” ungkapnya kepada KONTAN di Jakarta Selasa (24/7). Pada semester I lalu, penjualan truk medium mencapai 16.000 unit atau naik 100% dari periode yang sama tahun 2011 sebesar 8.500 unit.

Sementara proyeksi penjualan semester II diperkirakan hanya sebesar 12.000 unit, turun sekitar 33,3% dari penjualan di semester I. namun begitu, target penjualan 2012 tetap naik menjadi 28.000 unit dari realisasi penjualan tahun 2011 sebesar 21.600 unit.

Menurut Rizwan, pesatnya penjualan di semester I disebabkan oleh kenaikan pertumbuhan ekonomi di kisaran 6%. “Kondisi industri pertambangan dan perkebunan juga sedang baik sehingga permintaan meningkat,” ujarnya.

Namun, kondisi berbeda terjadi di semester II. Harga komoditas terseret ke harga terendah, begitu juga dengan produk pertambangan yang juga anjlok.“Ekspor lesu ditambah lagi keputusan pajak ekspor untuk tambang, membuat penjualan truk kian turun,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×