Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan peningkatan signifikan dalam kinerja produksi dan keuangan selama semester I 2024.
Kenaikan harga logam timah di pasar London Metal Exchange (LME) serta langkah strategis yang dilakukan oleh perusahaan berkontribusi pada hasil positif ini.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah, Fina Eliani, menjelaskan bahwa harga logam timah di LME melonjak hingga mencapai US$ 33.000 per metrik ton pada akhir Juni 2024 di tengah tren penurunan produksi timah dunia.
Tercatat, produksi timah dunia mengalami penurunan sebesar 6,7% (YoY) menjadi 169.800 ton pada semester I-2024, akibat terbatasnya pasokan dari negara-negara produsen utama seperti Indonesia, Myanmar, dan Republik Demokratik Kongo.
Penurunan ini mendorong harga logam timah untuk naik, memberikan keuntungan bagi PT Timah.
Baca Juga: Sambangi Wamen Investasi, Dirut PT Timah (TINS) Paparkan Pengembangan Mineral Ikutan
TINS berhasil mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 2570% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 434,48 miliar, jauh meningkat dari Rp 16,26 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Perbaikan tata kelola, peningkatan produksi bijih timah, harga jual yang membaik, serta efisiensi operasional menjadi faktor utama di balik peningkatan kinerja keuangan perusahaan.
Dari sisi produksi, PT Timah mencatatkan produksi bijih timah sebesar 10.250 ton, naik 32% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai 7.755 ton.
Produksi logam juga meningkat 19% menjadi 9.675 ton, meskipun penjualan logam timah sedikit turun 0,1% menjadi 8.299 ton.
Harga jual rata-rata logam timah mencapai US$ 30.397 per metrik ton, naik 13% dibandingkan semester I-2023.
Dari segi ekspor, PT Timah mencatatkan 90% dari total produksi dikirim ke enam negara utama, dengan Singapura, Korea Selatan, dan India menjadi tujuan utama.
Pendapatan PT Timah meningkat 14% menjadi Rp 5,21 triliun, seiring dengan kenaikan harga jual rata-rata logam timah.
Laba usaha perusahaan tercatat sebesar Rp 688 miliar dengan EBITDA mencapai Rp 1,21 triliun, meningkat signifikan dari semester I-2023.
Total aset PT Timah juga meningkat 3% menjadi Rp 13,25 triliun, sementara liabilitas menurun 2% menjadi Rp 6,48 triliun, yang disebabkan oleh penurunan utang berbunga. Ekuitas perusahaan naik 8% menjadi Rp 6,77 triliun.
Harga rata-rata logam timah CSP di LME pada semester I-2024 naik 11% menjadi US$ 29.299 per metrik ton dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 26.301 per metrik ton serta proyeksi harga timah versi Bloomberg di kisaran US$ 28.000 – US$ 30.000 per metrik ton.
PT Timah terus berupaya meningkatkan kinerja operasional dengan menambah unit produksi darat dan laut, serta membuka lokasi baru.
"Perusahaan melakukan beberapa inisiatif strategis seperti peningkatan sumber daya dan cadangan secara organik/anorganik, penambahan alat penambangan, digitalisasi bisnis proses untuk mendukung efektivitas operasi," jelas Fina.
TINS juga berfokus pada optimalisasi penambangan dan pengolahan timah primer, serta peningkatan produktivitas melalui efisiensi yang berkelanjutan di seluruh lini bisnis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News