Reporter: Muhammad Julian | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belum genap sepekan pemain industri otomotif memasuki tahun 2020. Namun demikian, sejumlah pelaku industri jasa bengkel dan reparasi sudah menyiapkan ancang-ancang untuk mengejar pertumbuhan jumlah entri secara tahunan.
PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) misalnya, menargetkan bisa menangani melayani penanganan sebanyak 1,2 juta unit entri hingga tutup tahun 2020 nanti.
Sebagai perbandingan, realisasi jumlah penangan unit entri SIS di sepanjang tahun 2019 mencapai 1,065 juta unit. Dengan kata lain, SIS menargetkan sekitar 12,67% pertumbuhan unit entri dibanding tahun lalu hingga tutup tahun nanti.
Baca Juga: Hujan dan banjir, begini permintaan jasa bengkel dan reparasi
Optimisme ini bukannya tanpa dasar. Pasalnya, SIS berencana akan meluncurkan beberapa produk baru pada tahun ini. Hal ini diyakini bisa menambah jumlah unit entri penanganan bengkel dan reparasi SIS di sepanjang tahun 2020.
Di sisi lain, SIS juga akan terus melakukan sejumlah upaya untuk mendorong terwujudnya target di atas. Dari sisi komunikasi, SIS akan terus menggencarkan strategi komunikasi kepada konsumen melalui program-program seperti misalnya three days call. Dalam program tersebut, SIS akan memastikan bahwa kondisi mobil konsumen berada dalam kondisi yang prima sembari menjelaskan prosedur servise yang berlaku.
Tidak hanya itu, service relations officer yang ada di diler juga akan menghubungi konsumen untuk melakukan booking sembari memberi penjelasan mengenai pekerjaan, biaya, dan cakupan garansi atau warranty coverage pada tujuh hari sebelum pemberian servis gratis pertama.
Baca Juga: Pasca banjir, Bintraco Dharma (CARS) mulai kedatangan permintaan perbaikan kendaraan
“Yang terpenting sebenarnya adalah mengubah mindset konsumen,” jelas Head of Service Department PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Riecky Patrayudha kepada Kontan.co.id (4/1).
Selagi strategi komunikasi dilakukan, SIS juga akan terus meningkatkan jangkauan bengkel-bengkel resmi yang ada. Rencananya, SIS akan menambah delapan bengkel baru yang terdiri dari bengkel sales, service & sparepart outlet (3S) dan service & sparepart outlet (2S) di delapan lokasi, serta penambahan sembilan bengkel khusus perbaikan bodi kendaraan alias body repair workshop baru di tahun 2020.
Jumlah ini belum termasuk penambahan jumlah service point yang tidak ditargetkan jumlahnya. “Target kami semua bisa beroperasi tahun 2020 ini,” kata Riecky, Sabtu (4/1).
Asal tahu saja, sebelumnya SIS sudah memiliki sebanyak 210 3S dan 2S serta 29 bengkel khusus perbaikan bodi kendaraan yang tersebar di kota-kota di Indonesia. Ini belum termasuk service point yang tidak disebutkan jumlahnya.
Saat ini, Riecky masih belum bisa menyebutkan perkirakan nilai investasi yang dibutuhkan karena jumlahnya akan sangat bergantung pada wilyah, besar bangunan, jumlah stall, standar peralatan alias standard equipment yang dimiliki, dan sebagainya.
Baca Juga: Pertamina turunkan harga Pertamax Series dan Dex Series mulai Minggu (5/1)
Sama halnya dengan SIS, Auto2000 juga menargetkan adanya pertambahan jumlah unit entri pada tahun ini. Harapannya, jumlah kendaraan yang masuk ke bengkel tahun ini bisa naik 6% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Seiring dengan target tersebut, Auto2000 berencana menambah bengkel baru dengan memanfaatkan cabang-cabang eksisting yang tersebar di Jabodetabek.
“Yang saat ini hanya menyediakan layanan penjualan unit (sales vehicle) menjadi penjualan unit Toyota baru, bengkel, dan part (vehicle, sales, part),” ujar CSD & Marcomm Department Head Auto2000 Cahaya Fitri Tantriyani kepada Kontan.co.id, Sabtu (4/1).
Baca Juga: Asuransi bisa menolak klaim risiko banjir dengan alasan-alasan ini
Sebagai informasi, jumlah bengkel Auto2000 sampai Januari 2020 tercatat sebanyak 113 untuk kategori general repair dan 22 untuk bodi dan cat. Bengkel-bengkel tersebut tersebar di beberapa wilayah Indonesia yang antara lain meliputi Sumatra (di luar Riau dan Batam), DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Kalimantan, dan Bali.
Sejauh ini, Tantri belum bisa mengatakan perkiraan nilai investasi yang dibutuhkan untuk mendanai rencana ekspansi tersebut. “Untuk nilai investasi tergantung luasan areanya, sedang dilakukan feasibility study,” jelas Tantri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News