Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Mazda Motor Indonesia berencana mengerek harga penjualan mobilnya meski pertumbuhan penjualan mobil tahun ini diprediksi lesu. Mazda beralasan melemahnya nilai tukar rupiah menjadi faktor utama menaikkan harga jual produk mobilnya.
Astrid Ariani Wijaya, Senior Marketing Manager PT Mazda Motor Indonesia menjelaskan per April mendatang mobil-mobil Mazda akan naik harga. "Per 1 April akan ada kenaikan harga. Kenaikannya sekitar 2%. Belum tahu apakah akan naik semua, atau hanya produk tertentu," kata Astrid, Senin (30/3).
Namun, Astrid bilang Mazda juga melihat dari sisi kompetitor. Pihaknya akan menjual dengan nilai yang wajar sesuai dengan fitur dan fungsi mobilnya. Mazda terbilang siap menaikkan harga di tengah kondisi pasar otomotif yang seperti ini. Astrid sendiri mengaku pihaknya belum bisa memprediksikan bagaimana nasib jualannya tahun ini, ditambah lagi setelah kenaikan harga yang terpaksa dilakukan.
"Target kami masih harus melihat trennya. Karena di Januari-Februari ini, penjualan mobil secara total turun dibanding tahun lalu. Dan kami ingin lihat hingga tutup Maret 2015 ini. Baru bisa kami sampaikan target," jelas Astrid.
Sepanjang Januari hingga Februari 2015 ini, Mazda mencatatkan penjualan 1368 unit. Jika dibandingkan dengan tahun lalu pada periode yang sama, turun 15%. Tahun lalu tercatat 1.611 unit
Strategi yang disiapkan oleh Mazda sendiri adalah terus melakukan penambahan diler. Saat ini ada tiga diler dalam proses konstruksi yang sedang dikerjakan dan diharapkan bisa dibuka sebelum akhir tahun fiskal 2015.
Sayangnya Mazda tak segencar pabrikan otomotif asal Jepang lainnya. Yang mana tahun ini menanamkan investasinya besar-besar terutama untuk pengembangan produksi.
"Jangka pendek belum ada rencana investasi besar seperti bangun pabrik. Pabrik itu perlu volume produksi yang sehat supaya tidak membebani prinsipal. Minimal pabrik bisa produksi 100.000 unit per tahun," kata Astrid.
Jadi untuk sekarang ini, Mazda Indonesia lebih memilih untuk mengimpor produknya dari pabrikan yang ada. Sebagian dari Thailand seperti Mazda 2 dan sebagian lainnya diimpor dari Jepang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News