Reporter: Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Perajin tahu dan tempe mengeluhkan kenaikan harga kedelai impor dalam satu bulan terakhir. Saat ini, harga kedelai impor rata-rata berada di kisaran Rp 6.900-Rp 7.000 per kg di tingkat koperasi. Padahal sebelumnya harga kedelai di kisaran impor di kisaran Rp 6.300-Rp 6.500 per kg. Namun harga kedelai impor di pasaran jauh lebih tinggi lagi yakni Rp 10.597 per kg.
Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu dan Tempe Indonesia (Gakopindo), Aip Syarifuddin mengatakan, ini disebabkan kenaikan harga kedelai di AS. Hal itu terjadi karena musim panen sudah berakhir sehingga pasokan berkurang. "Kalau pembelian kedelai sekarang memang masih mahal, di akhir tahun nanti baru bisa normal kembali," ujar Aip kepada KONTAN, Rabu (5/10).
Kenaikan harga kedelai dalam negeri juga disebabkan masalah transportasi. Aip bilang, salah satu ekspedisi yang selama ini digunakan tengah mogok selama dua bulan terakhir. Akibatnya harga transportasi kedelai pun ikut terkerek naik.
Sementara itu, persediaan kedelai lokal juga masih kurang. Para perajin tahu dan tempe kesulitan mendapatkan kedelai, meskipun harga jual mahal di kisaran Rp 7.500 per kg. Untuk itu, para perajin tahu dan tempe terpaksa harus mengecilkan ukuran produk mereka agar tidak merugi. Perajin mengesampingkan opsi kenaikan harga karena bisa membuat konsumen berpaling pada jenis pangan yang lain.
Namun, Direktur Eksekutif Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo), Yusan mengaku, meskipun pasokan kedelai dari Negeri Paman Sam mengalami penurunan karena musim panen sudah lewat, tapi harga kedelai dalam negeri masih stabil. Menurut catatannya, anggota Akindo menjual kedelai impor dengan harga stabil rata-rata Rp 6.550 per kg. "Itu harga di gudang importir, kami tidak tahu apakah ada anggota yang belum lapor kalau sudah menaikkan harga," ujar Yusan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News