Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah kian serius melakukan penataan sistem logistik di Indonesia. Masalah logistik nasional merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan daya kompetisi perekonomian Indonesia sehingga diperlukan upaya sinergis dalam melakukan perbaikan sistem logistik nasional.
Komitmen pemerintah ditunjukkan lewat pembentukan National Logistic Ecosystem (NLE) berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia nomor 5 tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional. NLE bertujuan menyelaraskan arus lalu lintas barang dan dokumen internasional sejak kedatangan sarana pengangkut hingga barang tiba di gudang, berorientasi pada kerja sama antar instansi pemerintah dan swasta, melalui pertukaran data, simplifikasi proses, penghapusan repetisi dan duplikasi, serta didukung oleh sistem teknologi informasi yang mencakup seluruh proses logistik terkait dan menghubungkan sistem – sistem logistik yang telah ada.
Manfaat luar biasa yang ditawarkan oleh NLE menjadikan banyak wilayah di Indonesia turut mengimplementasikannya. Setelah diimplementasikan di Batam dengan Batam Logistic Ecosystem, kali ini implementasi juga dilakukan di wilayah Papua lewat Papua Logistic Ecosystem. Papua Logistic Ecosystem ini nantinya akan mendorong kegiatan ekspor di wilayah Papua.
Baca Juga: Pupuk Indonesia berencana membangun proyek petrokimia di Papua
Realisasi Ekosistem Ekspor Papua dapat terwujud dengan sinergi bersama dalam upaya membangun ekosistem ekspor yang baik dan sesuai dengan kearifan lokal masyarakat Papua.
“Pengembangan kegiatan ekspor di Papua dan dan Papua Barat bertujuan menaikkan perekonomian dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional,” ungkap Kepala Kanwil Khusus Bea Cukai Papua, Akhmad Rofiq dalam keterangan resminya, Rabu (7/4).
Beberapa program kerja dalam rangka mendorong ekspor lewat Papua Logistic Ecosystem ini antara lain memfokuskan penguatan internal dan daerah dengan mengubah mindset pegawai dan komitmen semua unsur dalam membangun klinik ekspor reborn serta menguatkan sistem untuk percepatan pelayanan.
Selain itu meningkatkan sinergi dengan pihak terkait mulai dari pelaku usaha, masyarakat, kementerian dan lembaga lain, pemerintah daerah, layanan logistik, lembaga pembiayaan dan media, mengoptimalisasi pendataan dan pembinaan pelaku usaha dengan menyusun big data dan pertukaran data dengan para stakeholders, serta membina pelaku usaha dengan mengutamakan sinergi dan solusi, serta yang meningkatkan intensitas penyampaian informasi.
Dengan penerapan manajemen logistik yang baik diharapkan akan meningkatkan ekspor di Papua Barat. Salah satu upaya mewujudkan hal tersebut maka dilakukan ekspor perdana pada hari Rabu tanggal 7 April 2021 yang dilakukan oleh PT Bintang Megah Jaya Papua (BMJP) dengan komoditi barang berupa Ikan Tenggiri segar dan Ikan Kerapu segar dengan tujuan Singapura. Jumlah barang yang di ekspor kurang lebih satu ton.
Baca Juga: Siap tampung smelter Freeport, IWIP bangun industri bahan baku baterai di Weda Bay
Berdasarkan data, kegiatan ekspor di wilayah Papua yang dilayani oleh Bea Cukai Sorong meningkat dari tahun ke tahun. Di tahun 2018, terdapat 1 eksportir dengan 19 dokumen pemberitahuan ekspor barang dan jumlah devisa mencapai US$ 2,63 juta.
Kemudian di tahun 2019 terdapat 3 eksportir dengan 107 dokumen PEB dan jumlah devisa US$ 3,4 juta. Lalu, di tahun 2020 terdapat 8 eksportir dengan 267 dokumen PEB dan jumlah devisa mencapai US$ 5,24 juta. Terakhir, dan hingga Maret 2021 terdapat 7 eksportir dengan 110 dokumen PEB dan devisa mencapai US$ 1,69 juta.
Papua Logistic Ecosystem ini merupakan bentuk keseriusan pemerintah dalam melakukan penataan logistik khususnya di wilayah Papua. Sebagai salah satu program Pemulihan Ekonomi Nasional, Kanwil Khusus Bea Cukai Papua berharap sinergi dari instansi lainnya untuk dapat menyukseskan program ini demi terciptanya peningkatan dan pemulihan perekonomian di Papua dan di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News