kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Percepat Program Sawit Rakyat (PSR) pemerintah pangkas jumlah persyaratan


Rabu, 13 Februari 2019 / 23:05 WIB
Percepat Program Sawit Rakyat (PSR) pemerintah pangkas jumlah persyaratan


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - PALEMBANG.  Pemerintah terus mendorong pelaksanaan program sawit rakyat (PSR). Salah satu upaya terbaru yang dilakukan adalah dengan memagkas sejumlah persyaratan yang selama ini dinilai menjadi hambatan. Dari 27 syarat yang harus dipenuhi dipangkas menjadi sembilan hingga 10 syarat saja.

Herdrajat Natawijaya, Direktur Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) mengatakan, penyederhanaan persyaratan tersebut sesuai dengan arahan dari Presiden Joko  Widodo.

"Atas dasar itulah, kami  memagkas persyaratannya dari 27 syarat menjadi tinggal  sembila sampai 10 syarat saja," ujar Herdrajat dalam Seminar Teknis Kelapa Sawit yang diselenggarakan Media Perkebunan di Palembang.   

Sehingga, menurut Herdrajat, saat ini untuk pengajuan PSR bisa dilakukan melalui aplikasi on line sehingga  semua pihak transparan. Sehingga jika ada kendala bisa dengan segera diatasi permasalahannya. Adapun untuk target tahun 2019 ini seluas 200.000 hektar.

Sedangkan rendahnya realisasi program yang disalurkan pada tahun 2018 cenderung lambat karena persoalan teknis. “Jadi rendahnya realisasi karena rekomendasi teknis (rekomtek) yang diterima baru pada akhir tahun,” terang Herdrajat.

Sementara itu, Dodi Reza Alex Noerdin, Bupati Musi Banyuasin (Muba) mengakui bahwa saat ini Muba telah dipandang sebagai tempat laboratrium yang ideal untuk peremajaan sawit rakyat.  Ini karena Muba sangat peduli dengan tata kelola, kemandiran ekonomi, hingga penannganan masalah sawit secara serius.

“Muba sangat serius dalam menangani masalah-masalah kelapa sawit karena sebagian masayarakat menggantungkan hidupnya dari perkebunan kelapa sawit dan karet,” terang Dodi.

Bahkan, Dodi membenarkan bahwa kelapa sawit telah mengentaskan kemiskinan. Kemudian Muba tidak main-main dalam melawan propaganda asing yang ingin mematikan komoditas perkebunan kelapa sawit.

“Sebab faktanya tidak ada kelapa sawit yang  merusak alam tapi justru menghijaukan alam dan mengentaskan kemiskinan,” tegas Dodi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×