Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT ABM Investama Tbk (ABMM) mengaku masih melakukan tinjauan internal secara mendalam terkait rencana ekspansi bisnis di bidang akuisisi wilayah tambang batubara.
Direktur ABM Investama Adrian Erlangga menyebut, sebenarnya, manajemen ABMM sudah menentukan lokasi lahan tambang yang hendak diakuisisi. Sayangnya, ia belum bisa membeberkan hal tersebut kepada publik secara rinci.
Yang terang, pihak ABMM mengincar wilayah tambang yang bisa diakuisisi dengan kontrak seumur tambang. Dengan begitu, perusahaan ini tak hanya melakukan proses produksi batubara semata, melainkan juga mengembangkan dan memberdayakan wilayah di sekitar tambang.
“Wilayahnya sudah ada, tapi sekarang masih kami review secara mendalam,” ujar dia ketika dihubungi Kontan, Minggu (20/9).
Baca Juga: Industri Minerba tunggu detail aturan wajib eksplorasi dan dana ketahanan cadangan
Dia pun belum bisa memastikan apakah rencana akuisisi tambang batubara yang dilakukan ABMM jadi dieksekusi di tahun ini atau justru di tahun berikutnya.
Apalagi, industri batubara masih diliputi oleh ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 dan lemahnya harga batubara. “Tidak ada yang pasti, tapi kami tetap upayakan yang terbaik,” katanya.
Terlepas dari itu, Adrian memastikan ABMM tetap mempertahankan kebutuhan nilai investasi untuk akuisisi tambang sekitar US$ 150 juta—US$ 250 juta.
Manajemen ABMM akan mengandalkan dana internal maupun eksternal seperti pinjaman perbankan untuk memenuhi kebutuhan investasi tersebut.
Di kesempatan sebelumnya, ABMM disebut telah merencanakan agenda akuisisi tambang batubara sejak tahun 2015 silam. Bahkan, sudah ada sekitar 180 Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang masuk ke radar ABMM. IUP tersebut tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Baca Juga: Harga Batubara Acuan terus turun, ini yang dilakukan emiten batubara
ABMM sendiri memiliki 3 IUP yang mana 2 IUP berada di kawasan Aceh dan sisanya berada di Kalimantan Selatan. Total cadangan batubara perusahaan ini tercatat sekitar 260 juta ton.