Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. Sembari mewujudkan mimpi menjadi pengelola bandar udara Halim Perdanakusuma, Lion Group juga memperkuat bisnis perbaikan pesawat alias maintenace facility miliknya di Batam.
Rencananya, hari ini Lion Air akan meneken kerjasama strategis dengan CFM International. CFM International adalah perusahaan kemitraan antara Snecma (Safra Group) dan GE dengan porsi saham 50:50. CFM International berkomitmen menyediakan produk dan teknologi terkini untuk keperluan material support, maintanance repair dan overhaul consulting.
Sayang, Direktur Humas Lion Air, Edward Sirait belum bersedia bercerita detail tentang rencana strategis itu. "Nanti saja datang di acara konferensi pers (hari ini)," elak Edward, kepada KONTAN, Selasa (14/10).
Mengutip pemberitaan laman online The Wall Street Journal, Lion Air membangun bengkel reparasi di Batam pada tahun 2013 di bawah unit bisnis Lion Technic.
Bukan tanpa alasan Lion Air memilih lokasi itu. Kedekatan geografis antara Batam dengan Singapura akan memudahkan maskapai penerbangan itu memanfaatkan jaringan logistik kebutuhan pesawat dari negara tersebut.
Lion Air menggelontorkan biaya investasi US$ 250 juta. Dana itu digunakan untuk membangun empat hanggar, ruang reparasi komponen serta ruang reparasi overhaul dan mesin.
Rencana maskapai penerbangan itu tahun lalu, akan menyelesaikan pembangunan dua hanggar. Lantas, dua hanggar lain ditargetkan rampung pada Juni tahun ini. Setiap hanggar tersebut mampu menampung tiga unit pesawat tipe narrow-body jets seperti Boeing 737s.
Memiliki bengkel reparasi sendiri tentu bisa lebih menguntungkan bagi pelaku usaha penerbangan. Sebab, perusahaan itu bisa menekan biaya reparasi yang lebih mahal yang dipungut oleh bengkel reparasi pesawat lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News