kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perkuat industri hilir dalam negeri, pemerintah kelak bakal larang ekspor CPO


Rabu, 20 Oktober 2021 / 22:28 WIB
Perkuat industri hilir dalam negeri, pemerintah kelak bakal larang ekspor CPO
ILUSTRASI. Pekerja membongkar muat Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian fokus untuk meningkatkan program hilirisasi berbasis sumber daya alam, termasuk di sektor agro, agar dapat terus memacu nilai tambah ekonomi dari bahan baku lokal tersebut. Salah satu sektor yang dikembangkan adalah industri pengolahan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO).

Melalui kebijakan hilirisasi, pemerintah menargetkan Indonesia bisa menjadi pusat produsen produk turunan minyak sawit di dunia pada tahun 2045. Hal ini juga akan membuat Indonesia menjadi penentu harga CPO global. Pasalnya, Indonesia sudah menguasai pasar ekspor CPO di kancah global sebesar 55%.

Di samping itu, kenaikan harga komoditas CPO diharapkan bisa menjadi peluang untuk pengembangan industri hilirnya. Hal ini akan berdampak positif pada multiplier effect yang luas bagi perekonomian nasional, khususnya penerimaan devisa negara dan kesejahteraan masyarakat.

Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa Indonesia harus bisa menghentikan ekspor minyak sawit mentah atau CPO agar komoditas tersebut dapat diolah menjadi produk turunan yang bernilai tambah tinggi.

“Di suatu titik nanti, setop yang namanya ekspor CPO. Harus jadi kosmetik, harus jadi mentega, harus jadi biodiesel, dan turunan lainnya,” ujar Jokowi yang dikutip dari siaran pers di situs Kemenperin, Rabu (20/10).

Baca Juga: Harga CPO kembali cetak rekor usai bergerak di atas RM 5.000 per ton

Presiden mengatakan, Indonesia harus memiliki keberanian untuk menghentikan ekspor bahan mentah, meskipun terdapat potensi gugatan hingga ke Organisasi Perdagangan Internasional (WTO). “Indonesia harus bersiap menghadapi segala hambatan dalam proses hilirisasi sumber daya alam,” tegasnya.

Pada kesempatan berbeda, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan bahwa upaya pendalaman struktur industri manufaktur di Indonesia juga perlu didorong melalui kebijakan hilirisasi berbasis sektor primer.

Menurutnya, selama ini hilirisasi dapat bermanfaat dalam meningkatkan nilai tambah terhadap perekonomian nasional. Di antaranya adalah peningkatan pada investasi, penyerapan tenaga kerja, dan pertumbuhan industri manufaktur di dalam negeri.

Menurut Agus, dengan ketersediaan sumber daya alam yang berlimpah, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara eksportir berbagai produk berbasis agro, mineral, migas, dan batubara. “Di sektor industri agro misalnya, Indonesia berhasil melakukan hilirisasi minyak sawit mentah,” ujarnya.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×