kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perkuat Industri Logistik, Pelindo Berupaya Pangkas Waktu Singgah Kapal


Jumat, 11 Oktober 2024 / 19:22 WIB
Perkuat Industri Logistik, Pelindo Berupaya Pangkas Waktu Singgah Kapal
Ruang kontrol operasional di pelabuhan milik Pelindo.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo terus memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam logistik maritim Indonesia semenjak merger pada 2021 silam.

Dengan fokus utama yang menjaga waktu singgah kapal (port stay) lebih efisien, Pelindo memastikan kelancaran jaringan logistik terus terjaga, khususnya untuk kapal kontainer yang terjadwal.

Direktur Utama Pelindo, Arif Suhartono, menuturkan, Pelindo telah melakukan transformasi yang menyasar aspek fundamental seperti infrastruktur, organisasi, dan sumber daya manusia dalam rangka memperpendek port stay di pelabuhan. 

Baca Juga: Temas (TMAS) Serap 39% Capex untuk Pembelian Kapal di Semester I 2024

Berkat transformasi yang diikuti oleh standardisasi paska merger, Pelindo berhasil melakukan perbaikan proses berbasis planning & control, pengembangan aspek sumber daya manusia, serta perbaikan infrastruktur. 

Dalam praktiknya, Pelindo melakukan berbagai upaya dalam peningkatan produktivitas bongkar muat. Sebagai contoh, produktivitas bongkar muat di Pelabuhan Sorong, Papua, melonjak dari semula 10 Box per Ship per Hour (BSH) menjadi rata-rata 25 BSH.

Standardisasi layanan peti kemas dan non-peti kemas telah berhasil menurunkan port stay, sehingga Pelindo dapat berkontribusi pada penurunan biaya logistik nasional.

Baca Juga: Pelindo Targetkan Bali Maritime Tourism Hub Beroperasi Pada Semester II-2025

Asal tahu saja, dahulu waktu singgah kapal di Pelabuhan Sorong bisa mencapai 72 jam. Berkat transformasi yang dilakukan Pelindo, port stay di sana dapat terpangkas hingga rata-rata 24 jam. 

Arif menegaskan, upaya mempersingkat port stay bukan hanya tentang mempercepat aktivitas bongkar muat, melainkan juga menjaga stabilitas logistik maritim.

"Kapal yang lebih cepat sandar dan pergi akan memastikan rantai pasok berjalan mulus tanpa penundaan, sehingga pada akhirnya menghindari gangguan perencanaan kapal dan efisiensi seluruh jaringan pelabuhan," ujar dia dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Jumat (11/10).

Baca Juga: Perikanan Indonesia Distribusikan BBM Subsidi kepada Para Nelayan

Hingga kini, Pelindo telah merampungkan standardisasi operasi terminal petikemas pada 14 lokasi, terminal non petikemas pada 30 lokasi, marine pada 42 lokasi, dan logistik pada 3 lokasi. 

Selain itu, Pelindo juga telah menyelesaikan digitalisasi layanan pelabuhan yang terdiri dari layanan marine (Phinnisi) pada 59 lokasi, layanan terminal petikemas (TOS Nusantara) pada 8 lokasi, dan layanan non petikemas (PTOS M) pada 30 lokasi. Ke depannya program transformasi akan terus berlanjut di seluruh pelabuhan kelolaan Pelindo di Indonesia.

Komitmen Peningkatan Kinerja

Lebih lanjut, sebagai perusahaan yang memiliki visi jangka panjang untuk menjadi pemimpin ekosistem maritim terintegrasi dan berkelas dunia, Pelindo menunjukkan komitmennya dalam mendukung perekonomian nasional dengan pertumbuhan pendapatan yang sejalan dengan meningkatnya lalu lintas barang. 

Harus diakui, salah satu tantangan besar yang dihadapi Pelindo pasca merger adalah disparitas volume antar pelabuhan. Untuk mengatasi ini, Manajemen Pelindo fokus pada penyamarataan operasi melalui pengembangan infrastruktur dan layanan di seluruh pelabuhan. 

“Kami berupaya menyatukan standar operasi agar semua pelabuhan beroperasi dengan efisiensi yang sama, yang berdampak positif terhadap pendapatan perusahaan,” imbuh Mega Satria, Direktur Keuangan Pelindo.

Baca Juga: PP (PTPP) Tuntaskan Proyek East Java Multipurpose Terminal Development

Terlepas dari tantangan yang ada, Pelindo terus berupaya meningkatkan pendapatan pada masa depan melalui inovasi dan transformasi yang telah diterapkan dalam tiga tahun terakhir.

Arif pun menjelaskan, meskipun volume barang yang diangkut sempat terdampak oleh pandemi Covid-19, Pelindo berhasil menjaga efisiensi dengan mengendalikan biaya operasional. "Walaupun top line belum bertambah banyak, kami berhasil mengendalikan biaya sehingga bottom line terus tumbuh," jelasnya.

Asal tahu saja, Kementerian BUMN pernah mengumumkan daftar BUMN penyumbang pajak terbesar dan laba terbesar pada 2023. Pelindo pun menempati posisi 10 sebagai penyumbang pajak terbesar dengan nilai Rp 5,6 triliun dan posisi 12 untuk perolehan laba sebesar Rp 4,01 triliun.

Tidak hanya itu, Pelindo pun berhasil meningkatkan nilai asetnya setelah merger. Dalam hal ini, tiga tahun setelah merger pada 1 Oktober 2021, aset Pelindo naik 6% menjadi Rp 123,2 Triliun pada semester I-2024. 

Baca Juga: Kilang Pertamina Gandeng PIS Kerjasama Angkutan Kargo Petrokimia

Beberapa proyek strategis seperti Makassar New Port dan Bali Maritime Tourism Hub berkontribusi pada peningkatan ini. Ada pula kontribusi yang berasal dari proyek Jalan Tol Cibitung-Cilincing serta kelanjutan pembangunan Terminal Kalibaru di Jakarta. 

Di samping itu, Pelindo juga berhasil mengoperasikan Belawan New Container Terminal (BNCT) di Medan yang turut berkontribusi positif terhadap pertumbuhan aset perusahaan.

Desty Arlaini, Asisten Deputi Bidang Jasa Logistik Kementerian BUMN menyatakan apresiasinya atas pencapaian Pelindo selama tiga tahun terakhir. Dia menyebut, merger bukanlah akhir bagi Pelindo, justru menjadi momentum awal bagi perusahaan ini untuk melakukan transformasi di berbagai lini. 

"Yang namanya transformasi tidak pernah ada kata akhirnya," tandas Desty.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×