kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perkuat portofolio, ini deretan proyek luar negeri WIKA yang dikejar di semester II


Rabu, 12 Agustus 2020 / 13:27 WIB
Perkuat portofolio, ini deretan proyek luar negeri WIKA yang dikejar di semester II
Proyek konstruksi yang dikerjakan Wijaya Karya (WIKA) di luar negeri.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Persero Tbk (WIKA) tengah fokus mengerjakan sejumlah proyek di luar negeri sepanjang semester II 2020 ini. Agung Budi Waskito, Direktur Utama WIKA mengungkapkan pihaknya terus memperkuat portofolio yang luas di tingkat domestik dan dukungan dari semua lini bisnis yang memungkinkan WIKA dalam menawarkan jasa konstruksi secara lebih lengkap di pasar internasional.

"WIKA berani untuk masuk dalam proyek-proyek strategis dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Terbukti, di sektor pembangunan infrastruktur kereta modern misalnya, WIKA menjadi kontraktor lokal yang paling banyak mengambil peran pada pembangunan MRT Jakarta sebagai yang pertama di Indonesia dan LRT Jakarta Kelapa Gading - Velodrome. WIKA bertindak sebagai satu-satunya kontraktor Indonesia yang mengerjakan Kereta Cepat Jakarta Bandung yang juga akan menjadi yang pertama hadir di Indonesia bahkan ASEAN," ungkap Agung BW, dikutip dari keterangan resmi yang diterima oleh Kontan, Rabu (12/8).

Baca Juga: Kemenhub: Pengembangan terminal tipe A di Kalimantan gunakan skema KPBU

Adapun sejumlah proyek yang tengah dikerjakan WIKA di luar negeri diantaranya tengah berlangsung di Niger, berupa pembangunan Presidential Palace, Taiwan berupa pembangunan Sanying Metro Line, Filipina, Malaysia, Myanmar, dan Timor Leste. Di Niger, WIKA bertanggung jawab menyelesaikan empat bangunan meliputi ballroom, head of state atau bangunan pendukung di sekitar ballroom, service building atau pusat kontrol dan pavillion of president atau tempat tinggal presiden beserta keluarga.

Saat ini tim proyek yang terdiri dari kurang lebih 70 pekerja asal Indonesia ini sedang fokus pada penyelesaian bangunan ballroom dan mengejar target untuk segera rampung pada Februari 2021 mendatang.

"Meski bekerja di tengah pandemi seperti saat ini, tim proyek tidak menemukan hambatan berarti karena seluruh pekerja yang berada lingkungan istana kepresidenan langsung menerapkan protokol ketat seperti tidak ada yang boleh keluar - masuk. Hal ini sejalan dengan peraturan di negara tersebut yang tetap memperbolehkan pekerjaan proyek tetap berjalan dengan pengawasan dan protokol yang ketat," lanjutnya.

Sementara itu, proyek Sanying Metro Line di Taiwan dikerjakan WIKA bersama dengan RSEA Engineering Corporation, untuk mengerjakan jalur MRT inner ring road di kota New Taipei City. Jalur yang diberi nama Sanying Line ini nantinya akan membentang sepanjang 14,3 KM dan menghubungkan daerah Tucheng, Sanxia, dan Yingge dengan 13 stasiun pemberhentian.

Baca Juga: Elnusa (ELSA) terbitkan sukuk ijarah berkelanjutan I tahap pertama Rp 700 miliar

Sanying Line sendiri akan menjadi stepping stone bagi Pemerintah Taiwan untuk mewujudkan integrasi transportasi dari Bandara Taiwan ke New Taipei City. Pembangunan proyek yang turut melibatkan 133 pekerja tanah air ini tengah fokus pada pengerjaan 4 station di daerah Yingge dan Sanxia yang rata-rata berjarak 1,2 km antar station.

Lalu di Malaysia, pembangunan Limbang Cable Stay Bridge dikerjakan WIKA bersama dengan salah satu BUMN di Serawak dengan scope pekerjaan struktur utama jembatan. WIKA mulai mengerjakan proyek jembatan yang akan menghubungkan kota Limbang ke Brunei Darussalam ini pada tahun 2018 lalu, dan direncanakan akan selesai pada tahun 2021.

Jembatan full cable stayed pertama WIKA di luar negeri ini terbentang sepanjang 772 meter dan lebar 20,5 meter di atas Sungai Limbang. "Selain bermanfaat untuk pengembangan daerah - daerah baru dan peningkatan perekenomian Kota Limbang, jembatan ini juga akan menjadi ikon baru di Sarawak dan berpotensi menjadi destinasi wisata baru. Selain penting bagi masyarakat Malaysia, Jembatan Limbang juga menjadi catatan penting bagi perjalanan luar negeri WIKA," tutur Agus.

Lalu, proyek Clarin Bridge di Filipina telah berlangsung sejak 2018 lalu. WIKA dipercaya berkontribusi memulihkan konektivitas antara Provinsi Bohol ke Pulau Panglau yang merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Filipina melalui proyek Reconstruction of Clarin Bridge. Sebelumnya jembatan yang menghubungkan dua daerah tersebut sempat runtuh akibat gempa bumi pada 2013 silam.

Bersama perusahaan konstruksi Filipina, WIKA menggarap jembatan Arch Bridge atau jembatan lengkung dengan panjang linear 104 meter yang akan mempermudah akses menuju daerah pariwisata serta mempercepat mobilisasi barang dan jasa di antara kedua wilayah tersebut.

Baca Juga: Ditargetkan rampung Juni 2021, begini progres pembangunan Kampus UIII Depok

"Ini merupakan proyek pertama WIKA di negara lumbung padi tersebut dan juga menjadi proyek jembatan Arch Bridge pertama WIKA di luar negeri. Tengah fokus pada pengerjaan instalasi jembatan, WIKA ditargetkan mampu merampungkan jembatan ini pada akhir tahun 2020," sambungnya.

Selanjutnya di Myanmar, WIKA masih menggarap proyek pembangunan Yangon Railway Upgrading dan Yangon Mandalay Circular Improvement. Proyek ini menjadi proyek perdana WIKA di Negeri Pagoda Emas pada tahun 2018 lalu setelah resmi digandeng oleh kontraktor terbesar Myanmar, Shwe Taung.

Setelah hampir 2 tahun menggarap perbaikan rel kereta double track sepanjang 44 KM di kota Yangon, proyek ini ditargetkan mampu rampung pada Desember 2020. Selain itu, pada tahun 2019, WIKA digandeng oleh Tokyu Construction untuk bermitra pada proyek Yangon Mandalay Railway.

Yangon Mandalay Railway Improvement sendiri merupakan jalur kereta antar kota di Bago State yang dirancang dengan sistem double track sepanjang 60 KM. Proyek yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas transportasi ini ditargetkan akan selesai pada tahun 2021 mendatang.

Baca Juga: IPC jamin kelancaran pengiriman komoditas ekspor dari pelabuhan

Terakhir, proyek Soibada Bridge di Timor Leste. Proyek pembangunan jembatan yang akan menghubungkan Desa Soibada ke jalan utama menuju Manatutu ini, ditargetkan akan selesai pada Desember 2020. Selain proyek tersebut, WIKA juga menjalankan proyek pembangunan Bandara Oecusse. Hal ini menjadi pembangunan bandara komplit WIKA pertama di luar negeri, PLTD Hera dan Comoro Bridge.

"Selain itu, WIKA juga memiliki salah satu proyek yang menjadi tonggak sejarah di luar negeri yaitu East-West Motorway Aljazair yang merupakan proyek sipil terbesar di dunia pada saat itu dan menjadi proyek pertama perseroan di luar negeri," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×