Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Petrokimia Gresik semakin gencar melakukan diversifikasi usaha di samping sebagai produsen solusi agroniaga untuk pertanian. Salah satunya dengan hilirisasi produk untuk mendukung industri manufaktur dalam negeri, terutama yang dilakukan oleh perusahaan BUMN.
Direktur Utama Petrokimia Gresik Rahmad Pribadi mengatakan, perusahaan tidak hanya melakukan diversifikasi usaha pada produk pupuk saja, tetapi juga pada produk non-pupuk, seperti bahan kimia.
Strategi itu sejalan dengan kebijakan pemerintah yang saat ini tengah fokus menumbuhkembangkan sektor industri manufaktur sebagai salah satu motor penggerak ekonomi nasional.
Baca Juga: Petrokimia Gresik dukung penelitian untuk mendeteksi Covid-19
Petrokimia Gresik telah memproduksi aluminium flouride (AlF3) dan purified gypsum. Kedua produk ini dipasok ke perusahaan BUMN untuk mendukung industri manufaktur.
“AlF3 dan Purified Gypsum ini merupakan hasil samping (by product) dari proses produksi Asam Fosfat (bahan baku pupuk),” jelas Rahmad dalam keterangan resmi yang dikutip Kontan.co.id, Sabtu (15/8).
AlF3 digunakan oleh PT Asahan Aluminium Indonesia (Inalum) sebagai bahan penolong untuk industri peleburan aluminium. Sedangkan purified gypsum digunakan sebagai bahan baku oleh industri semen, yaitu Semen Indonesia Group dan PT Semen Baturaja.
Saat ini, Petrokimia Gresik memiliki kapasitas produksi AlF3 sebesar 12.600 ton per tahun. Dari jumlah itu, sekitar 5.000 ton diantaranya dijual kepada Inalum tahun ini. Selebihnya, akan dipasarkan ke sejumlah negara seperti India, Jepang, Amerika Serikat, dan sejumlah negara di Timur Tengah.
“Ke depan, Petrokimia Gresik akan meningkatkan kapasitasnya menjadi dua kali lipat karena potensi pasarnya masih sangat prospektif,” ujar Rahmad
Sementara kapasitas produksi purified gypsum perusahaan mencapai1,5 juta ton per tahun. Sebanyak 750.000 ton tahun ini akan dialokasikan mendukung industri Semen Indonesia Group (Semen Tonasa, Semen Gresik, dan Solusi Bangun Indonesia) dan 80.000 ton untuk mendukung produksi Semen Baturaja.
Baca Juga: Petrokimia Gresik teken LoA dengan penyedia gas
Untuk mendukung sektor manufaktur, Petrokimia Gresik juga tengah dalam tahap perencanaan untuk pengembangan produk Methyl Ester Sulfonate (MES) dan Soda Ash.
MES merupakan bio-degradable surfactant yang dapat digunakan di sektor migas untuk meningkatkan produksi lapangan minyak tua melalui teknologi EOR (Enhanced Oil Recovery). “Ini merupakan terobosan penting yang sangat ditunggu dan diharapkan oleh pelaku industri minyak dan gas di Indonesia,” tandas Rahmad.
Petrokimia Gresik juga akan membangun pabrik Soda Ash dengan kapasitas 300.000 ton. Pabrik ini nantinya akan menjadi yang pertama di Indonesia, dan akan menjadi penopang penting dalam mendukung tumbuh kembangnya industri kaca dan deterjen dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News