kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.806.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.564   1,00   0,01%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Perluas Portofolio Produk, UBC Medical Indonesia (LABS) Gandeng Bumame


Senin, 29 Juli 2024 / 10:21 WIB
Perluas Portofolio Produk, UBC Medical Indonesia (LABS) Gandeng Bumame
PT UBC Medical Indonesia Tbk (LABS) bekerja sama dengan Bumame dalam meluncurkan produk baru, yakni Hepatitis Viral Load Testing.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT UBC Medical Indonesia Tbk (LABS) bekerja sama dengan Bumame dalam meluncurkan produk baru, yakni Hepatitis Viral Load Testing. Produk anyar ini telah diluncurkan secara perdana pada 28 Juli 2024. 

Adapun perluasan produk menjadi salah satu strategi LABS di tahun ini. Hingga tutup 2024, emiten penyedia alat kesehatan ini menargetkan bisa meraup pendapatan 300 miliar dengan kenaikan laba bersih hingga 15%. 

Direktur Utama UBC Medical Indonesia Yoshua Raintjung bilang produk Hepatitis Viral Load Testing ini merupakan alat test hepatitis asli buatan dalam negeri dengan harga 70% lebih kompetitif dibandingkan perusahaan lainnya. 

Yoshua menjelaskan hepatitis B adalah penyakit dengan prevalensi tinggi di Indonesia. Hampir 7% orang Indonesia merupakan penyebar atau pembawa penyakit hepatitis B. 

Baca Juga: Melantai di BEI, UBC Medical Indonesia (LABS) Siapkan Strategi Saat Rupiah Melemah

"Hampir seluruh alat pemeriksaan hepatitis B yang tersedia di Indonesia saat ini diproduksi di luar negeri, sehingga harganya kurang kompetitif dan membuat pemeriksaan hepatitis B sangat mahal," kata dia dalam keterangannya, Senin (29/7). 

Yoshua berharap dengan Hepatitis Viral Load Testing buatan LABS dan Bumame ini, dapat menurunkan harga setiap pemeriksaan penyakit hepatitis B dari sekitar Rp 1,7 juta menjadi sekitar Rp 600.000.

"Penurunan harga pemeriksaan tersebut diharapkan dapat membantu para penderita hepatitis B yang membutuhkan pemeriksaan berkala setiap tiga bulan sesuai panduan WHO," ucapnya. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU

[X]
×