kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan impor batubara lebih rendah, Delta Dunia (DOID) belum revisi target


Kamis, 09 Juli 2020 / 19:19 WIB
Permintaan impor batubara lebih rendah, Delta Dunia (DOID) belum revisi target
ILUSTRASI. Permintaan yang berkurang membuka peluang Delta Dunia Makmur (DOID) untuk menurunkan volume produksi batubara di tahun ini.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) masih belum melakukan revisi target operasional di tahun ini. Kendati begitu, emiten kontraktor jasa penambangan batubara ini memprediksi adanya penurunan produksi di tengah kondisi pasar global yang belum stabil.

Head of Investor Relations DOID Regina Korompis mengatakan, akibat pandemi covid-19 ini, permintaan impor batubara global diperkirakan anjlok paling tidak sebesar 10%.  DOID memperkirakan adanya potensi penurunan volume produksi batubara di tahun ini.

Namun sebagai kontraktor, DOID masih harus menunggu terlebih dulu pertimbangan dan persetujuan dari para klien. "Kami belum revisi target apa pun. Tetapi permintaan impor batubara global perkirakan akan lebih rendah, tetapi tidak tahu berapa banyak,"  kata Regina kepada Kontan.co.id, Kamis (9/7).

Baca Juga: Pasar batubara tak menentu, belanja modal DOID bakal turun dari tahun lalu

Regina memang tak menyebut secara detail berapa proyeksi batubara yang akan diproduksi DOID pada tahun ini. Namun sebagai gambaran, pada kuartal I-2020, DOID mencatatkan volume produksi batubara sebanyak 12 juta ton. Angka itu turun tipis 1% secara year-on-year.

Penurunan juga terjadi pada volume pengupasan overburden removal (OB). Volume OB sepanjang kuartal pertama 2020 sebanyak 87,3 juta bank cubic meter (bcm) atau turun 11% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pada tahun ini, DOID menargetkan bisa mengeruk lapisan OB sebanyak 350 juta bcm - 390 juta bcm.

Pada tahun lalu, DOID membukukan volume overburden removal sebesar 380,1 juta bcm dan volume batubara 50 juta ton. Meski volume overburden removal menurun sebesar 3%, namun volume batubara mengalami kenaikan 18% dibanding 2018.

Lebih lanjut, Regina membeberkan strategi DOID di tahun ini ialah terus mengoptimalkan aset serta peningkatan produktivitas dan efisiensi yang berkelanjutan agar bisa menjaga kinerja profitabilitas.

Selain itu, emiten kontraktor jasa pertambangan batubara melalui anak usahanya PT Bukit Dunia Makmur Mandiri Utama (BUMA) ini juga akan meminimalkan belanja modal (capex). Pada tahun 2020, DOID menganggarkan capex di bawah US$ 100 juta, namun realisasinya bisa lebih rendah dari capex tahun lalu yang sebesar US$ 73 juta.

"Belanja modal seminimal mungkin. Penggunaan capex terbesar adalah untuk alat berat," ujarnya.

Baca Juga: Cetak rugi, Bumi Resources (BUMI) tetap bayar cicilan utang US$ 6,51 juta

Mencari kontrak baru

Selain fokus pada efisiensi belanja modal, DOID juga masih memburu kontrak-kontrak baru. Maklum, kontrak antara PT Kideco Jaya Agung dan DOID bakal berakhir di tahun 2020 ini.

Pada Kuartal I-2020, Kideco itu menyumbang pendapatan sebanyak US$ 14,33 juta atau setara 7% dari total pendapatan neto DOID di segmen jasa penambangan, penyewaan alat berat, dan jasa lainnya sebesar US$ 148,01 juta. Adapun pendapatan neto DOID di kuartal I-2020 secara keseluruhan mencapai US$ 193,82 juta.

Sejauh ini, belum ada tanda perpanjangan kontrak kembali dari Anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY) tersebut. Namun, DOID boleh sedikit bernafas lega karena telah mendapat perpanjangan kontrak dari PT Berau Coal, yang awalnya juga akan selesai pada akhir Desember tahun ini. Hal itu dikemukakan oleh Direktur DOID Eddy Porwanto.

Baca Juga: Ini strategi ADRO untuk menjaga kinerja pada tahun 2020 ini

Sayang dia enggan untuk memaparkan dengan detail perpanjangan kontrak tersebut. "Berau diperpanjang. Kideco selesai tahun ini," jawab Eddy singkat saat ditanya Kontan.co.id, Kamis (9/7).

Kontrak dengan Berau ini memang sangat penting bagi DOID. Dalam catatan Kontan.co.id, di kuartal I-2020 Berau Coal mampu berkontribusi sebesar US$ 92,89 juta atau 48% dari total pendapatan neto DOID di segmen jasa penambangan, penyewaan alat berat, dan jasa lainnya.

Sementara itu, Regina menyatakan bahwa saat ini pun DOID sedang fokus menggarap kontrak dengan PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Pasalnya, di dalam kontrak yang berlangsung sejak 2018 hingga 2026 ini, BYAN akan meningkatkan sekitar 10% volume produksi batubara dalam beberapa tahun ke depan.

Sembari fokus menjaga kontrak yang ada, DOID pun terus memburu kontrak-kontrak baru. "Kami sedang dalam proses. Ini telah menjadi salah satu fokus utama kami tahun ini," imbuh Regina.

Baca Juga: Prospek harga komoditas energi bakal positif di akhir 2020, simak pendorongnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×