Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah belum memiliki rencana untuk menaikkan kuota produksi batubara nasional di tengah maraknya permintaan tambahan dari pasar ekspor.
Koordinator Pengawasan, Penerimaan Mineral dan Batubara Direktorat Jenderal Minerba Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tri Winarno mengungkapkan, pihaknya masih melakukan evaluasi terhadap produksi batubara nasional.
“Nanti apabila terjadi sesuatu yang signifikan lalu ada beberapa pertimbangan tambahan (produksi), mungkin ini bisa dijadikan diskusi dilakukan pembahasan di Kementerian ESDM,” kata Tri dalam webinar bertajuk Tren Komoditas Batubara dan Implikasi Pada Transisi Indonesia yang digelar IESR, Kamis (30/6).
Seperti diketahui, negara-negara Eropa mulai menjajaki tambahan pasokan batubara, termasuk dari Indonesia, untuk memenuhi kebutuhan energinya. Hal ini terjadi seturut Perang Rusia dan Ukraina yang menyebabkan pasokan gas ke kawasan Eropa mulai menipis itu. Jerman menjadi salah satu negara Eropa yang sudah menyampaikan permintaan batubaranya ke Indonesia.
Baca Juga: Intip Bisnis Kontraktor Tambang Delta Dunia Makmur (DOID) di Australia dan Indonesia
Tri berujar, penjualan batubara ke pasar ekspor merupakan ranah business-to-business (B2B). Tri mempersilakan bila ada perusahaan batubara yang ingin mengajukan permohonan revisi rencana kerja dan anggaran belanja (RKAB) untuk meningkatkan rencana produksi guna memenuhi permintaan batubara dari Jerman maupun pasar ekspor lainnya.
“Perusahaan yang dapat memenuhi permintaan tersebut dan akan mengajukan revisi RKAB maka dapat diproses sebelum tanggal 31 Juli 2022,” ujar Tri.
Tahun ini, Kementerian ESDM mencanangkan rencana produksi batubara nasional sebesar 663 juta ton. Sampai Mei 2022 lalu, realisasi volume produksi batubara nasional sudah mencapai 249 juta ton.
“Ekspor volume 167 juta ton atau 34% dari target dengan nilai sekitar US$ 19 miliar dan DMO (domestic market obligation) 65 juta ton atau 39% dari target,” tandas Tri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News