Reporter: Herlina KD | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tak seperti yang diramalkan sebelumnya, harga singkong rupanya tak secerah yang diharapkan. Pasalnya, alih-alih meningkat, permintaan singkong kini justru merosot. Alhasil, harga singkong masih tetap stabil.
Sekretaris Asosiasi Petani singkong Indonesia (APSI) Rhomy Irawan mengungkapkan, pada awal tahun lalu hingga tiga bulan pertama tahun ini harga singkong merangkak dari sekitar Rp 500 - Rp 600 per kg menjadi sekitar Rp 700 - RP 725 per kg. Tapi, "Saat ini harga singkong masih stabil di kisaran Rp 700 per kg karena permintaan melemah," ujarnya kepada KONTAN pekan lalu.
Ia menambahkan, pelemahan permintaan singkong ini disebabkan karena menurunnya permintaan dari industri tapioka. Asal tahu saja, selama ini sebagian besar singkong terserap ke sektor ini. Ia mencontohkan, dalam satu bulan produksi singkong di Sukabumi, salah satu sentra tanaman singkong di Jawa Barat setiap bulannya mencapai 5 ton. "Dari jumlah itu, sekitar 3 ton masuk ke industri tapioka. Sisanya masuk ke industri lain seperti keripik dan makanan olahan lainnya," jelas Rhomy.
Rhomy bilang, akibat musim hujan masih berlangsung sejak tahun lalu, banyak industri tapioka yang belum menjalankan produksinya seperti biasa. Sebab, menurut Rhomy sebagian besar industri tapioka khususnya di Jawa Barat adalah industri kecil yang masih menggunakan metode pengeringan singkong secara manual dengan mengandalkan sinar matahari.
Alhasil, sebagian industri tapioka memilih untuk tidak beroperasi. Akibat belum maksimalnya industri tapioka, Rhomy mengaku permintaan singkong menurun sekitar 30%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News