Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan pergudangan relatif meningkat seiring peningkatan di sektor e-commerce. Kendati begitu, pengembang dihadapkan persoalan sulitnya meningkatkan tarif akibat dampak pandemi Covid-19.
Sekretaris Perusahaan PT Intiland Development Tbk (DILD) Theresia Rustandi menyebutkan, permintaan ruang gudang relatif mengalami meningkat saat ini. Menurutnya, hal tersebut disebabkan semakin berkembangnya sektor logistik yang tumbuh signifikan, khususnya selama pandemi akibat dari peningkatan transaksi jual beli secara online.
Kendati begitu, ia mengakui di tengah tren permintaan tersebut, DILD masih melakukan evaluasi atas harga sewa. Walaupun ada peningkatan namun kondisi pandemi juga menyulitkan terutama bagi tenant-tenant eksisting yang mengalami dampak akibat pandemi.
"Pada dasarnya tidak ada kenaikan atas harga sewa," jelasnya, kepada kontan.co.id, Senin (21/12).
Baca Juga: Sektor properti diramal bakal paling cepat rebound pada 2021
DILD memiliki proyek pergudangan di Aeropolis dan Ngoro Industrial Park (NIP). Pergudangan Aeropolis terletak di dekat bandara Soekarno-Hatta, atau 700 meter dekat pintu M1 (TOD), dan berada di area mixed-use seluas 105 haktera (ha) yang terdiri dari apartemen, hotel, perkantoran, area ritel dan kuliner. Sedangkan luas lahan NIP di Ngoro Jawa Timur mencapai 500 ha yang diperuntukan sebagian besar untuk kawasan perindustrian.
"Tingkat okupansi pergudangan Aeropolis sebesar 60% dan tingkat okupansi pergudangan NIP 90%," sebutnya.
Ia menyebutkan, komposisi sektor tenant pergudangan Aeropolis yaitu ekspedisi 30%, bisnis online 30%, kesehatan 20%, F&B 15%, lainnya 5%. Untuk NIP, mayoritas penyewa gudang adalah tenant yang memiliki pabrik di Ngoro.
Dengan tren tersebut, DILD juga tengah bersiap membuka blok baru untuk proyek Aeropolis. Sebabnya, untuk proyek Aeropolis perusahaan menggunakan skema penjualan, bukan penyewaan gudang.
Menurut Theresia, DILD tetap melihat peluang yang ada untuk terus berekspansi di sektor pergudangan. Namun, ia menegaskan perencanaan yang lebih hati-hati. "Aeropolis sedang dalam persiapan membuka blok baru pada kuartal I 2021," ujarnya.
Senada, Sekretaris Perusahaan PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) Mulyadi Suganda menyebutkan, permintaan warehouse masih sangat prospektif mengingat Jababeka sebagai satu-satunya yang memiliki dry port dengan konektivitas dengan jalur kereta api baik ke Tanjung Priok maupun ke seluruh Jawa.
"Beberapa e-commerce juga telah datang ke Jababeka," ujar Mulyadi.
Adapun, pergudangan yang dimiliki perusahaan dioperasikan Cikarang Dry Port yang penyewanya mayoritas terkait dengan kegiatan ekspor impor.
Sementara, untuk trennya sendiri, Mulyadi, mengaku belum memiliki data terbarunya. "Yang jelas, dalam 3 tahun-5 tahun terakhir pergudangan masuk dalam tiga besar industri yang membeli di kawasan Jababeka," imbuhnya.
Selanjutnya: Bisnis pergudangan Surya Semesta Internusa (SSIA) cenderung stabil
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News