kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perpadi prediksi harga beras naik 10% hingga akhir tahun 2018


Kamis, 11 Oktober 2018 / 14:57 WIB
Perpadi prediksi harga beras naik 10% hingga akhir tahun 2018
ILUSTRASI. Petani panen padi


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga semua jenis beras periode September 2018 baik beras kualitas premium, medium, dan rendah menunjukkan kenaikan. 

Hari ini, Kamis (11/10) berdasarkan PIHPS (Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional), harga beras di pasar trasisional rata-rata Rp 10.400 atau naik Rp 200 sehari sebelumnya, di pasar modern Rp 15.050 atau naik Rp 400 dan di pedagang besar Rp 9.800 atau naik Rp 50.

Terkait dengan hal ini Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi Beras (Perpadi) Burhanuddin, menyebut bahwa ini akan semakin naik jika pemerintah tidak turun tangan dengan melakukan intervensi di pasar.

“Sebetulnya kalau tidak ada intervensi pemerintah, ya prediksinya naik (harga). Naiknya paling ya 10% lah. Tapi ini kan ada kegiatan operasi pasar pemerintah,” ungkapnya.

Burhanuddin meyebut bahwa kenaikan harga disebabkan karena kekhawatiran akan musim kering yang terjadi. Selain itu pasokan juga semakin berkurang. “Ini kan sudah mau habis musim panen ya stok berkurang, masa panen sudah mulai abis. Kalau pasokan juga agak berkurang sedikit ke pasar,” ujarnya.

Ia menambahkan sejauh ini stok beras hingga akhir tahun masih mencukupi karena stok Bulog ada 2,4 juta ton. “Ya untuk stok masih cukup sekarang. Bulog punya 2,4 juta ton,” ujarnya.

Sementara, Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tjahja Widayanti membantah adanya operasi pasar karena harga pangan mulai naik perlahan. Ia menyebut bahwa hal ini lebih tepatnya dikatakan penetrasi pasar.

“Di data saya masih stabil dan kita sudah antisipasi, kita maintain, bukan operasi pasar ya. Memang Bulog sudah ditugaskan untuk penetrasi pasar, gitu. Jadi jangan dibilang kalau operasi pasar berarti harga naik, jagang seperti itulah mikirnya,” kata Tjahja.

Tjahja menyebut bahwa hingga akhir tahun tren harga pangan menunjukkan trend yang stabil. Meskipun ada kenaikan, nilainya sangat kecil. “Harga itu saya lihat dari PIHPS, saya lihat kalaupun ada kenaikan itu kecil sekali. Kita berharap tetap harga dan pasokan tetap stabil hingga akhir tahun,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×