kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Persaingan penjualan mobil murah kian ketat


Jumat, 27 September 2013 / 18:26 WIB
Persaingan penjualan mobil murah kian ketat
ILUSTRASI. Hingga saat ini, belum ada penelitian yang dapat memastikan pola penularan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara


Reporter: Sri Sayekti, Sofyan Nur Hidayat | Editor: Imanuel Alexander

Jakarta. Meski mobil murah ramah lingkungan alias Low Cost Green Car (LCGC) baru meluncur resmi beberapa pekan lalu, namun daftar antrean pembelinya sudah mengular. Tengok saja catatan pesanan yang diterima PT Toyota Astra Motor (TAM) untuk Toyota Agya, kini telah mencapai angka 14.000 unit.

Toyota Agya dan kembarannya, Daihatsu Ayla, memang sudah dipamerkan ke publik pada Indonesia Motor Show tahun silam. Rahmat Samulo, Direktur Pemasaran TAM, menuturkan, target produksi Agya tahun ini sejatinya hanya sebanyak 15.000 unit. Melihat minat pasar yang tinggi, PT Astra Daihatsu Motor (ADM), yang memproduksi Ayla dan Agya, tetap optimistis mampu memenuhi seluruh pesanan yang masuk.

Amelia Chandra, Direktur Pemasaran ADM, memastikan, kapasitas produksi Agya-Ayla per bulan mencapai 4.000 unit. Sedangkan kapasitas terpasang pabrik 450.000 unit per tahun. “Kalau permintaan melonjak, kami akan menghitung kapasitas produksi,” jelas Amelia.

Melihat animo pesanan yang melonjak, Amelia menyatakan, pabrik ADM siap lembur agar konsumen segera mendapatkan mobil pesanannya. “Awal Oktober mobil sudah mulai diterima konsumen,” ia berjanji. Saat ini, pesanan untuk Ayla kurang lebih sama dengan Agya.

Persaingan penjualan mobil LCGC ke depan pun dipastikan bakal semakin ramai. Maklum ceruk pasar yang baru ini terbilang besar. “Segmen LCGC akan ramai dengan kehadiran banyak pemain,” ujar Amelia.

Pemain lain yang patut diperhitungkan di pasar LCGC adalah Honda Brio Satya yang dirilis PT Honda Prospect Motor (HPM), beberapa hari setelah peluncuran Agya dan Ayla. Jonfi s Fandy, Direktur Pemasaran dan Purna Jual HPM, menuturkan, target penjualan Brio seluruh varian adalah 4.000 unit per bulan. “Brio Satya ditargetkan bisa menyumbang 30% dari total penjualan Brio,” ujar Jonfi s. Saat ini, HPM baru mengantongi pemesanan 400 unit Brio Satya.

Banyak varian

Rentang harga mobil LCGC sungguh bervariasi. Daihatsu Ayla memiliki rentang harga terlebar dengan varian paling banyak. “Sebagai pionir LCGC, kami menyiapkan strategi bersaing dengan menawarkan banyak varian,” ujar Amelia. Ayla dipasarkan mulai dari harga Rp 75,5 juta hingga Rp 107 juta.

Untuk mobil konsepnya saja, Ayla datang dengan tiga model, yaitu GT (kelas sport), Ayla Luxury elegant) dan Ayla X-Track (cross over). Ada pula dua varian yang baru diluncurkan pada pameran mobil tahun ini, yaitu Ayla Aero Package Varian M Sporty dan Ayla X Elegant.

Varian paling murah adalah Ayla tipe D manual dengan spesifi kasi benar-benar minimalis atau bisa dibilang kosong, karena ditawarkan minus power steering, air conditioner, dan audio. Selama ini, ketiga fi tur itu termasuk peralatan standar mobil modern.

Jika konsumen membeli sendiri fitur yang hilang itu, bisa jadi kocek yang keluar lebih besar dibandingkan membeli tipe Ayla yang sudah lengkap. Amelia menuturkan, tipe termurah ini biasanya dibeli oleh perusahaan-perusahaan sebagai hadiah.

Varian Ayla yang lain adalah tipe D+ dengan transmisi manual dan matik, M dan M+ (manual dan matik) serta tipe X. Menurut Amelia, mobil LCGC merupakan mobil yang melalui proses pembuatan dan inovasi sedemikian rupa hingga menjadi lebih sederhana, tanpa mengorbankan kualitas. “Kami membuang hal-hal pada mobil mewah yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Mesin dibuat irit, hemat energi dan ramah lingkungan,” ucap Amelia.

Sedang Agya, memiliki banderol harga berkisar Rp 99,9 juta hingga Rp 120,75 juta. Ada enam tipe Agya. Masing-masing adalah E manual dan matik, G manual dan matik dan TRD S manual dan matik. “Tipe G yang paling laris,” ujar Rahmat. Brio Satya hadir di pasar dengan 3 model. Masing-masing adalah tipe E, S dan A, dengan rentang harga dari Rp 106 juta hingga Rp 117 juta.

Jika melihat kapasitas mesin, Brio Satya lebih unggul ketimbang dua kompetitornya. Brio Satya mengusung mesin berkapasitas 1.200 cc, sementara Agya dan Ayla hanya 1.000 cc.

Begitu pula jumlah silinder. Brio Satya menggunakan 4 silinder, sedang Agya dan Ayla sama-sama memakai 3 silindder. Namun, Brio Satya sampai saat ini hanya menawarkan tipe dengan transmisi manual. “Karena Brio Satya ini menyasar mereka yang baru pertama kali memiliki mobil. Di kelas itu, mobil manual lebih digemari,” tutur Jonfi s memberi alasan..

Semua produsen kompak menyebut segmen pasar mobil LCGC adalah pembeli mobil baru pertama. Baik mereka yang sama sekali belum pernah memiliki mobil, maupun mereka yang sebelumnya sudah memiliki mobil seken.

Rahmat menambahkan, rancangan mobil LCGC sudah disesuaikan dengan kebutuhan orang Indonesia. “Segmen ini sekarang tumbuh. Jadi, mobil ini sangat sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” ujar dia.

Meski menyandang banderol harga Rp 100 jutaan, para produsen mengklaim, komponen dan fitur mobil LCGC tidak tergolong murahan. Fitur keselamatan seperti dual air bags disematkan ke Agya, Ayla maupun Brio Satya. Spion elektrik pun juga disematkan, terkecuali Agya tipe E dan Ayla tipe D. Sedang Brio Satya seluruh varian sudah memakai spion elektrik. Tangki bahan bakar Agya dan Ayla adalah 33 liter, sedang Brio Satya 35 liter.

Nah, terkait bahan bakar inilah yang perlu dicermati konsumen. Sebagai mobil yang ramah lingkungan, maka produsen menyarankan konsumen menggunakan bahan bakar dengan tingkat RON 92, atau setara dengan Pertamax.

Namun bertentangan dengan niat awal pemerintah merilis mobil LCGC, produsen mobil tidak akan memaksa pemilik mobil LCGC menggunakan bahan bakar setara Pertamax. “Mesin tidak akan rusak seandainya diisi premium. Namun kami menganjurkan optimalnya pakai Ron 92.”ujar Amelia.

Datsun Menyusul

Persaingan penjualan mobil LCGC diprediksi akan lebih sengit lagi di tahun depan. Pasalnya, PT Nissan Motor Indonesia (NMI) baru memasarkan mobil LCGC-nya yang menggunakan merek Datsun di 2014. Pada acara Indonesia International Motor Show (IIMS) 2013, Nissan cuma memamerkan Datsun Go (dengan model hatchback) dan Datsun Go+ (MPV).

Merek Datsun yang pernah kondang, sudah menghilang dari pasar Indonesia sejak tahun 1986. Baru pada tanggal 17 September 2013 lalu, NMI menghidupkan kembali merek Datsun. Sekedar diketahui, Datsun pertama kali dibuat oleh Kaishinsa Motor Car Works pada tahun 1911. Produsen mobil itu berganti nama menjadi DAT Mtoro Co pada tahun 1925. DAT merupakan singkatan dari Dream, Access Trust.

Pada tahun 1933, Nissan mengambil alih Dat Motor Co dan mengganti namanya menjadi Datson. Nama ini pun berubah menjadi Datsun. Pertimbangannya, son dalam bahasa Jepang berarti kehilangan. Sedang sun dikenal sebagai lambang bendera Jepang. Merek Datsun dipakai oleh Nissan untuk mobil murah yang dipasarkan di luar Jepang. Namun pada Maret 1986 produksi Datsun dihentikan secara total.

Indriani Hadiwidjaja, General Manager Marketing & Communication Strategy Department NMI, menuturkan, dua varian Datsun baru mulai dijual pada semester kedua tahun 2014. “Datsun merupakan mobil LCGC pertama yang terdiri dari 3 baris dan bisa mengangkut 7 penumpang,” ujar Indriani.

Kapasitas mesin Datsun Go adalah 1200 cc dan kabarnya akan dirilis pula Datsun Go versi diesel dengan kapasitas mesin 1.500 cc. Selain fitur standar, Datsun Go juga dilengkapi dengan mobile docking system yang menghubungkan sistem audio dengan smartphone. “Harganya diusahakan di bawah Rp 100 juta,” ujar Indriani.

Jika janji itu dipenuhi, harga yang lebih murah bisa menjadi kekuatan Datsun mengejar ketiga pendahulunya. Maklum, segmen ini biasanya sangat sensitif terhadap selisih harga. Segmen menengah yang tengah tumbuh inilah yang juga menjadi incaran Datsun. Meski datang belakangan, Datsun tetap optimistis meraih target penjualannya. “Pada 2016, kami targetkan 50% penjualan Nissan dan Datsun akan disumbang produk LCGC ini,” ujar Indriani.

Prediksi optimistis Indriani itu sejalan dengan beberapa rencana peluncuran Datsun. Setelah memasarkan Datsun Go dan Datsun Go+ pada 2014, Nissan akan merilis varian hatchback terbaru di 2015. Sedang Datsun harga termurah baru akan masuk pasar di tahun 2016. Sekedar gambaran, Datsun Go dikabarkan akan dijual seharga Rp 67 juta per unit. Sedang Datsun Go diesel dibanderol Rp 75 juta. Nah, Datsun termurah yang akan keluar di tahun 2016, konon harganya hanya Rp 40 jutaan.

Saling caplok

Meski semua Agen Pemegang Merek mengklaim bahwa target pasar mobil LCGC adalah pembeli pertama mobil baru, tidak tertutup kemungkinan saling caplok dalam satu merek. Seperti kita ketahui, mobil sejuta umat Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia, selama ini, membidik segmen yang sama.

Toh, grup Astra yang memegang penjualan kedua merek itu tak cemas. Alasannya, Avanza dan Xenia mampu menampung 7 penumpang, sedang Agya dan Ayla cuma muat 5 penumpang. “Selisih harganya jauh dan kami percaya masing-masing punya pasar,” tutur Amelia. Selain Xenia, Daihatsu juga memiliki Sirion dengan rentang harga sedikit lebih tinggi ketimbang Ayla. Begitu pula dengan Toyota yang memiliki Etios Valco.

Kanibalisme juga bisa membelit Honda. Merek Negeri Sakura itu kini menggunakan satu nama, Brio, untuk bermain di dua pasar sekaligus, city car dan LCGC. Honda Brio dan Brio Satya tentunya akan bersaing.

Harga Honda Brio saat ini mulai dari Rp 131 juta hingga Rp 179 juta, untuk Honda Brio Sport. Apakah Honda Brio yang telah meraih beberapa penghargaan sebagai city car terbaik ini bakal tergerogoti pasarnya oleh Brio Satya? “Brio Satya kami targetkan benar-benar untuk orang-orang yang belum pernah punya mobil baru,” ucap Jonfis. Khusus untuk varian Brio Sport, HPM saat ini masih mengimpor dari Thailand.

Sebagai mobil yang diproduksi di Indonesia, mobil LCGC tentunya tak hanya ditujukan untuk pasar domestik. Nantinya, produsen mobil LCGC akan merambah pasar ekspor.

Maklumlah, pasar mobil murah ramah lingkungan ini akan semakin sesak di dalam negeri. Belum semua merek yang populer meluncurkan jagoannya. Ambil contoh Suzuki. PT Suzuki Indomobil Sales, yang mengurus penjualan mobil merek tersebut, kabarnya segera memasarkan Suzuki Wagon R untuk bersaing di segmen LCGC.

Akankah mobil murah mampu mengangkat angka total penjualan mobil tahun 2013 ini, sesuai dengan prediksinya, yaitu mencapai 1,1 juta unit?
Kita tunggu saja.


***Sumber : KONTAN MINGGUAN 51 - XVII, 2013 Laporan Utama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×