kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,05   -17,44   -1.89%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Persaingan stasiun TV makin ketat, ini strategi Surya Citra (SCMA) jaga pangsa pasar


Rabu, 13 Maret 2019 / 20:17 WIB
Persaingan stasiun TV makin ketat, ini strategi Surya Citra (SCMA) jaga pangsa pasar


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) fokuskan untuk pertahankan capaian pangsa pasar saat ini. Sutanto Hartono, Direktur Utama PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), induk usaha SCMA menjelaskan untuk mempertahankan pangsa pasar saat ini mengingat persaingan stasiun TV di Indonesia yang ketat. 

"Fokus kami akan pertahankan karena pencapaian tersebut dari tujuh stasiun TV itu luar biasa, dan di Indonesia persaingan luar biasa," paparnya saat dihubungi kontan.co.id, Rabu (13/3).

Sekedar informasi, PT Surya Citra Media Tbk berdasarkan penelitian Nielsen mencatatkan pertumbuhan terbesar pangsa pasar secara month to month (MoM) mencapai 1.2 ppts. Adapun per Febuari pangsa pasar perusahaan sebesar 33,2% dari periode Januari sebesar 32%.

Lanjutnya, menurutnya yang terpenting dari perusahaan yakni sustainability. Hal tersebut disebutnya juga lantaran model bisnis perusahaan yang menjual iklan.

Untuk strateginya sendiri, Sutanto menjelaskan yang paling penting yaitu inovasi konten. Ia menjelaskan bahwa TV penting untuk mencari program yang mana minat pemirsa tinggi, salah satunya sinetron yang dinilai konten yang cukup abadi.

"Namun, tetap harus lihat kecepatan ceritanya, bagaimana eksekusi dari episode ke episode supaya tidak membuat bosan pemirsa dan permirsa merasa ingin terus menonton," jelasnya.

Juga ia mencontohkan dari program reality show, Liga Dangdut Indonesia. Pihaknya menyebutkan penting untuk selalu memperbaharui format supaya tidak mengulang konten.

Selain itu, secara grup ia menjelaskan bahwa EMTK sangat agresif pengembangan platform digital dan juga memiliki platform videocom yang merupakan OTT terbesar kedua setelah Youtube di Indonesia. Seiring dengan itu tren penonton di dunia saat ini tidak selalu dari TV melainkan juga dari platform digital lainnya.

"Jadi ini semacam sinergi. Orang tidak sempat menonton TV, dan menonton di platform online dulu, setelah suka kemudian menuju TV. Begitu sebaliknya. Jadi complementary platform ini justru akan meningkatkan tingkat kesetiaan penonton," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×