kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Persiapan Musim Mas Grup cegah karhutla di tengah pandemi Covid-19


Kamis, 06 Agustus 2020 / 18:29 WIB
Persiapan Musim Mas Grup cegah karhutla di tengah pandemi Covid-19


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan Indonesia akan menuju puncak musim kemarau. Merujuk pada hal tersebut, berbagai usaha dan tindakan preventif untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) perlu ditingkatkan.

Pemerintah telah menginstruksikan semua pihak, termasuk pelaku usaha untuk mewaspadai musim kemarau tahun ini mengingat adanya pandemi covid-19 yang dapat memperburuk  dampak karhutla.

General Manager Corporate Affair Musim Mas, Gunawan Siregar, mengatakan, terkait instruksi pemerintah tersebut, Musim Mas Grup menunjukkan komitmen dan konsistensi yang kuat untuk mengantisipasi serta menanggulangi kebakaran hutan dan lahan di dalam maupun di sekitar areal operasional perusahaan.

Baca Juga: Ini alasan Sinar Mas Agro (SMAR) merugi Rp 1,96 triliun di kuartal I-2020

Sepanjang periode 2019, Musim Mas telah mengeluarkan biaya Rp 9 miliar untuk upaya pencegahan dan pengendalian karhutla.  

“Sosialisasi tetap berjalan dengan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Begitu pula program Masyarakat Bebas Api (MBA) terus diperkuat untuk mengajak masyarakat sekitar aktif dalam mencegah kebakaran. Monitoring dini titik api juga selalu intens dilakukan,” ujar Gunawan, dalam keterangan tertulis, Kamis (6/8).

Di saat pandemi Covid-19 masih berlangsung, Musim Mas  menerapkan social distancing dengan mengubah cara perusahaan dalam menjalankan banyak program pelatihannya. Beradaptasi dengan era “New Normal”, perusahaan memanfaatkan teknologi untuk dapat berkomunikasi dan memberikan training kepada masyarakat dan juga kepada staf kami di lapangan.

Kegiatan monitoring dini titik api dilakukan guna mencegah dampak karhutla di tengah-tengah pandemi. Kegiatan monitoring titik api dilakukan oleh tim patroli khusus yang terdiri dari petugas patroli perusahaan dan masyarakat serta melalui satelit VIIRS, MODIS, dan NOAA di dalam dan di sekitar lingkungan perusahaan. Pemantauan dilakukan oleh perusahaan setiap hari dan apabila terdeteksi titik api maka informasi ini akan segera diteruskan ke unit lokasi untuk dilakukan investigasi di lapangan lebih lanjut.

Baca Juga: Musim Mas kucurkan dana sebesar US$ 2 juta untuk penanganan Covid-19

Selain monitoring titik api, perusahaan juga membuat himbauan tertulis kepada masyarakat dan melakukan pemasangan plang himbauan di tempat – tempat strategis yang rawan terjadi kebakaran di dalam areal perkebunan dan daerah yang banyak dilalui masyarakat.

Strategi menggandeng masyarakat desa semakin diperkuat perusahaan dalam mencegah kebakaran. Perusahaan membentuk tim pemadam kebakaran yang melibatkan masyarakat sebagai bagian didalamnya. ”Tim pemadam kebakaran tersebut, selalu kami berikan pelatihan dan edukasi mengenai cara mencegah dan memadamkan kebakaran diberbagai situasi,” ungkap Gunawan.

Selain itu, perusahaan juga menjalankan program Masyarakat Bebas Api sejak 2016. Program tersebut ditujukan kepada desa-desa  di sekitar perusahaan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat sekitar agar desanya terhindar dari  kebakaran  lahan.

Pelaksanaan program MBA dilakukan perusahaan - bekerja sama dengan Instansi Pemerintah Daerah terkait untuk melakukan sosialisasi dan pelatihan mengenai bahaya kebakaran lahan dan pentingnya pencegahan kebakaran lahan ke desa-desa kerjasama program MBA. 

Pelatihan dan sosialisasi ini dilakukan secara rutin minimal 2 kali setahun. Sampai Desember 2019, terdapat 74 desa yang bergabung dengan program MBA Musim Mas.

Baca Juga: BPDPKS sebut industri kelapa sawit masih menjadi komoditas strategis penghasil devisa

Apabila desa peserta MBA berhasil menjaga desanya terbebas dari kebakaran lahan selama periode perjanjian MBA berlangsung, maka perusahaan akan memberikan insentif sebesar Rp 25 juta per desa.

Penghargaan ini diberikan perusahaan kepada masing-masing desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa tersebut dalam bentuk fasilitas umum desa seperti perlengkapan sarana dan prasarana kebakaran, pembangunan infrastruktur desa serta fasilitas lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×