Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah diharapkan tetap merampungkan revisi aturan pembelian BBM Subsidi kendati rencana penyesuaian harga Pertalite kini mencuat.
Anggota Komite Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas Saleh Abdurrahman mengungkapkan pihaknya saat ini masih menanti proses revisi Peraturan Presiden (Perpres) 191/2014 tuntas. Di sisi lain, BPH Migas pun juga tengah menyiapkan aturan turunan terkait pembatasan pembelian BBM Subsidi.
"Kami masih menunggu juga revisinya. (Aturan turunan memuat) perlunya pembatasan volume kalau kuota tidak mencukupi," terang Saleh kepada Kontan, Senin (22/8).
Baca Juga: Pemerintah Siapkan Opsi Perlindungan Sosial Jika Harga Pertalite Naik
Kendati demikian, Saleh pun belum bisa merinci lebih jauh ketentuan yang bakal dimuat nantinya. Selain itu, pihaknya masih berharap agar usulan penambahan kuota yang sebelumnya pernah diajukan untuk Pertalite dan Solar subsidi dapat direalisasikan.
Sementara itu, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menjelaskan, kehadiran regulasi untuk mengatur pembelian BBM subsidi masih diperlukan.
"Bila masih ada unsur subsidi dalam BBM maka masih diperlukan data penerima supaya bisa tepat sasaran," ungkap Irto kepada Kontan, Senin (22/8).
Adapun, terkait rencana penyesuaian harga BBM Subsidi, Irto memastikan pihaknya kini masih menunggu arahan dari pemerintah selaku regulator.
Di sisi lain, Irto menegaskan, pihaknya masih mengkaji untuk penetapan harga Pertamax ke depannya. Irto pun belum bisa memastikan lebih jauh apakah penyesuaian harga Pertalite nantinya bisa mendorong masyarakat untuk kembali beralih menggunakan Pertamax.
Baca Juga: Wacana Kenaikan Harga BBM Dinilai Dampak Ketidakkonsistenan Pemerintah Kurangi Impor
"Masih dihitung untuk semua potensi yang bisa terjadi," jelas Irto.
Yang terang, Irto memastikan saat ini stok Pertamax, Pertalite dan Solar subsidi masih berada dalam level yang aman.
"Stok Pertamax sangat mencukupi. Stok Pertalite dan Solar dalam posisi aman, ada di level 19 hari dan terus diproduksi," pungkas Irto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News