Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. PT Pertamina akan mengembangkan infrastruktur bahan bakar minyak (BBM), liquid petroleum gas (LPG), dan gas bumi guna mendukung pemerataan energi di seluruh Indonesia dengan total anggaran sekitar Rp 2,05 triliun dari pemerintah.
Menurut Vice President Corporate Communcation Pertamina Wianda Pusponegoro, pembangunan infrastruktur ini akan mengandalkan lahan milik Pertamina yang sudah ada. “Rencananya kami akan sesuaikan dengan lahan kami yang sudah existing,” katanya kepada KONTAN, Selasa (1/3).
Namun demikian, pihaknya belum bisa menargetkan kapan pembangunan infrastruktur dengan mengandalkan APBN ini dapat tuntas karena Pertamina masih menunggu keputusan dari pemerintah. "Tuntasnya ini kami belum tahu karena masih menunggu awarding dari pemerintah,” kata Wianda.
Menurut Wianda, dalam proyek tersebut terdapat 15 titik terminal BBM yang tersebar di wilayah Indonesia bagian Timur dengan anggaran Rp 212 miliar berkapasitas total 72.000 KL. Tiga titik depot pengisian LPG di Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua senilai Rp 870 miliar berkapasitas total 6.000 MT, dan konversi BBM ke bahan bakar gas untuk 5.000 nelayan dengan anggaran Rp 71,25 miliar.
Adapun pemerintah menugaskan Pertamina untuk membangun infrastruktur gas bumi. Proyek infrastruktur gas tersebut meliputi pembangunan LNG mini dengan pendanaan sebesar Rp 42,8 miliar.
Kemudian, pipa gas bumi di Jakarta dan Bekasi sebesar Rp 120 miliar, jaringan gas bumi untuk rumah tangga di Prabumulih, Cilegon, dan Balikpapan senilai Rp 605 miliar. Juga untuk pendistribusian konverter kit untuk transportasi senilai Rp 31 miliar, dan pembangunan SPBG di Bekasi dan Prabumulih dengan nilai Rp 95 miliar.
"Apabila infrastruktur ini tuntas dibangun, akan melahirkan efisiensi pendistribusian energi, khususnya di wilayah Indonesia Timur yang selama ini pasokan energinya masih bergantung pada wilayah lain,” terang Wianda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News