kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pertamina dan Chevron bersaing di Blok Rokan


Kamis, 26 Juli 2018 / 11:30 WIB
Pertamina dan Chevron bersaing di Blok Rokan


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua produsen minyak dan gas resmi bersaing memperebutkan hak pengelolaan Blok Rokan, Riau. Penawaran pertama diajukan operator petahana Blok Rokan, yaitu PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), untuk perpanjangan kontrak hingga 20 tahun mendatang.

Pesaing Chevron adalah PT Pertamina, yang mengajukan penawaran untuk mendapatkan 100% hak partisipasi dan pengelolaan Blok Rokan hingga 20 tahun mendatang.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar, mengatakan pemerintah baru saja menerima proposal kedua perusahaan tersebut dan langsung membahasnya pada Rabu (25/7) tadi malam.

Oleh karena itu, Arcandra belum mau memberikan infomasi terkait isi proposal Chevron dan Pertamina, termasuk jumlah investasi dan signature bonus yang ditawarkan kedua perusahaan tersebut.

Padahal sebelumnya Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan Chevron menawarkan investasi hingga US$ 88 miliar yang terdiri dari US$ 33 miliar untuk 10 tahun pertama di Blok Rokan dan US$ 50 miliar untuk 10 tahun berikutnya.

Yang pasti, penentuan atas hak pengelolaan Blok Rokan ada di tangan Kementerian ESDM. "Sedang dievaluasi. Kami adalah tim yang menilai," kata Arcandra, kemarin.

Dia memastikan proposal yang diterima pemerintah sudah lengkap, termasuk besaran bonus tanda tangan (signature bonus). Maklum saja, sebelumnya Pertamina tidak mencantumkan besaran signature bonus untuk penawaran Blok Rokan.

Arcandra mengungkapkan, Pertamina kala itu masih membutuhkan persetujuan dari komisaris terkait besaran signature bonus. "(Pertamina) sudah lengkap. Ada internal proses di Pertamina, harus ke komisaris dulu, mendapatkan approval dulu. Bukan lupa, proses internal ke komisaris itu yang harus mereka lakukan," ungkap dia.

Lebih lanjut Arcandra mengatakan pemerintah akan memutuskan status Blok Rokan pekan ini juga. Sementara untuk rencana penandatanganan kontrak belum bisa dipastikan. "Nanti kami lihat semua, dievaluasi. (Jumat) Semoga," kata dia.

Sementara itu, Pengamat Energi Komaidi Notonegoro mengatakan, semua keputusan soal Blok Rokan ada di pemerintah. Tetapi, "Keberlanjutan produksi dan investasi untuk pengembangan blok perlu menjadi perhatian," ungkap dia ke Kontan.co.id.

Sebelumnya, Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam, mengemukakan pengajuan proposal Pertamina untuk Blok Rokan sesuai aturan dan mekanisme yang berlaku. "Keputusan pengelolaan blok migas ada di pemerintah," ujar dia.

Soal signature bonus Blok Rokan senilai US$ 500 juta, Pertamina siap membayar karena semua pasti dengan pertimbangan keekonomian. "Ini nanya atau meledek?" ungkap Syamsu tertawa.

Danya Dewanti, Manager Komunikasi Chevron Pacific Indonesia bilang, saat ini Chevron sedang mendiskusikan perpanjangan kontrak Blok Rokan dan pihaknya menghormati hak dan wewenang pemerintah dalam memutuskan masa depan pengelolaan Blok Rokan.

Sebab, Blok Rokan adalah aset tua dengan kompleksitas tinggi dan memerlukan investasi yang signifikan, pengalaman operasi yang luas, serta kemampuan teknis mengelola Enhanced Oil Recovery (EOR). "Kami bangga dan telah berhasil mengoperasikan Blok Rokan dalam mendukung pencapaian target energi nasional selama puluhan tahun," ujar dia beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×