kontan.co.id
banner langganan top
Kamis, 17 April 2025 | : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Pertamina diminta menjadi pionir pengembangan EBT di Indonesia


Rabu, 09 Desember 2020 / 08:00 WIB
Pertamina diminta menjadi pionir pengembangan EBT di Indonesia


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) didorong untuk berkontribusi besar dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.

Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas Arifin Rudiyanto mengatakan, sebagai bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pertamina mengemban banyak tugas.

Dalam hal ini, Pertamina tak hanya mengejar keuntungan semata, melainkan juga harus berpartisipasi secara optimal dalam pembangunan negara.

Dia pun berharap Pertamina dapat menjadi pionir pengembangan EBT di Indonesia. Hal ini seiring jam terbang Pertamina yang cukup tinggi di bidang EBT, terutama terkait pemanfaatan panas bumi dan bioenergi.

“Tidak mungkin perusahaan private mau masuk ke bidang yang ketersediaannya belum pasti. Kalau Pertamina masuk dan berhasil, niscaya private juga bisa masuk,” ungkap dia saat acara Pertamina Energy Webinar, Selasa (8/12).

Baca Juga: Genjot EBT, Medco Power bidik kapasitas pembangkit hingga 5.000 MW dalam 5 tahun

Dia berpendapat, transisi energi hijau memerlukan strategi jangka pendek dan jangka panjang. Untuk jangka pendek, diperkirakan bahwa harga EBT masih akan lebih tinggi ketimbang harga energi berbasis fosil.

Namun, dalam jangka panjang, harga EBT akan menjadi lebih murah seiring meningkatnya teknologi dalam pengembangan EBT.

Untuk itu, fokus upaya yang coba pemerintah lakukan salah satunya adalah perbaikan kerangka regulasi untuk mendukung pengembangan EBT. Asal tahu saja, tidak lama lagi pemerintah akan menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) harga pembelian tenaga listrik energi terbarukan.

Selain itu, lanjut Arifin, pemerintah juga menyiapkan lembaga yang dapat menangani implementasi EBT di Indonesia. Upaya penyiapan sumber pendanaan yang tepat untuk EBT juga terus dilakukan supaya investasi di sektor tersebut tidak bergantung pada dana dari pemerintah.

“Sembari upaya-upaya tersebut jalan, peran Pertamina sangat diperlukan dalam menyiapkan SDM, teknologi, dan work plan (rencana kerja),” ujar dia.

Dihubungi terpisah, Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menilai, Pertamina selaku BUMN energi layak mendapat tugas sebagai pionir pengembangan EBT di Indonesia.

Sebab, dengan kondisi risiko yang tinggi dan harga keekonomian yang belum kompetitif, tidak banyak investor yang mau berinvestasi di sektor EBT dalam negeri.



TERBARU

[X]
×