Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina EP selaku salah satu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) cukup mencermati koreksi harga minyak global yang terjadi belakangan ini.
Direktur Utama Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengaku, sejauh ini anjloknya harga minyak dunia belum terasa dampaknya pada kegiatan bisnis minyak dan gas (migas) Pertamina EP. Maklum, penurunan harga minyak hingga di kisaran US$ 30 per barel baru berlangsung satu hari.
Baca Juga: Tanggapi pergerakan harga minyak, Pertamina siap lakukan efisiensi
Namun, pihak Pertamina EP tetap waspada mengingat tren negatif tersebut masih bisa berlanjut. “Kalau kondisi ini cukup lama, pasti akan berdampak pada pendapatan dan nilai keekonomian proyek kami,” terang Nanang saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (9/3).
Ia melanjutkan, apapun yang terjadi pada kondisi pergerakan harga minyak global, Pertamina EP tetap akan menjalankan rencana-rencana kerjanya sesuai dengan Work Program & Budget (WP & B).
Di sisi lain, anak usaha PT Pertamina (Persero) ini juga akan lebih mencermati efektivitas dan efisiensi biaya pengeluaran. “Kami akan lebih selektif dalam menggunakan anggaran dan mengutamakan skala prioritas,” ujar dia.
Asal tahu saja, tahun ini Pertamina EP menargetkan produksi minyak siap jadi atau lifting minyak sebesar 85.000 Bopd. Pertamina EP juga menargetkan 108 sumur pengembangan dan 10 sumur eksplorasi di tahun ini. Tak ketinggalan, perusahaan ini juga masih berupaya mencari cadangan minyak baru.
Baca Juga: Bisnis Apexindo Pratama Duta (APEX) diklaim masih normal meski harga minyak amblas
Dikutip Bloomberg pada Senin (9/3) pukul 16.05 WIB, harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman April 2020 di New York Mercantile Exchange (Nymex) turun 21,05% ke level US$ 32,59 per barel.
Adapun harga minyak dunia jenis Brent kontrak pengiriman Mei 2020 di ICE Futures terkoreksi 19,53% ke level US$ 36,43 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News