kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Pertamina EP tambah pasokan gas ke Pusri


Selasa, 03 November 2015 / 12:44 WIB
Pertamina EP tambah pasokan gas ke Pusri


Sumber: Antara | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. PT Pertamina EP menambah pasokan gas bumi sebesar 17 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) ke PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri).

Dirut Pertamina EP Rony Gunawan mengatakan, total penyaluran gas bumi ke Pusri kini menjadi 183 MMSCFD.

"Sebelumnya, kami sudah pasok 166 MMSCFD, dengan tambahan 17 MMSCFD, sehingga totalnya menjadi 183 MMSCFD," katanya, Selasa (3/11).

Penandatanganan perjanjian jual beli gas bumi (PJBG) antara Pertamina EP dan Pusri dilakukan bertepatan dengan acara Sarasehan Stakeholder Gas Bumi Nasional di Bali, Senin (2/11).

Selain Pusri, dalam acara sarasehan tersebut, Pertamina EP juga menandatangani PJBG dengan PT Sinergi Patriot Bekasi.

Sesuai PJBG, Pertamina EP memasok gas bumi dengan volume sebesar lima MMSCFD ke Sinergi Patriot Bekasi yang akan digunakan memenuhi kebutuhan industri di Jawa Barat.

PJBG dengan Sinergi Patriot merupakan awal kerja sama yang melibatkan BUMD Bekasi tersebut.

Rony menambahkan, melalui dua kontrak itu potensi pendapatan bagi negara diperkirakan mencapai lebih dari 130.000 dolar AS yang terdiri dari US$ 83.600 untuk PJBG dengan Pusri dan US$ 47.500 untuk PJBG dengan Sinergi Patriot Bekasi.

PJBG antara Pertamina EP dan Pusri berlangsung selama dua tahun hingga 2017, sedangkan dengan Sinergi Patriot berlangsung selama empat tahun sampai 2019.

"Pasokan gas ke domestik ini merupakan komitmen perusahaan untuk terus mendukung pertumbuhan sektor pupuk dan industri, sehingga dapat memberikan dampak yang besar terhadap masyarakat dan perekonomian negara," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×