Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Mesti Sinaga
JAKARTA. PT Pertamina (persero) tengah bersiap melakukan penandatanganan kerjasama dengan Saudi Aramco dalam pengembangan kilang di Cilacap.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, rencana penandatanganan kerjasama tersebut akan dilakukan pada Kamis (26/11).
Kerjasama antara Pertamina dengan Saudi Aramco mengunakan skema bisnis model joint venture. Pertamina masih akan tetap menjadi pemegang saham mayoritas sebesar 55%-60%, sementara Saudi Aramco memegang saham sebesar 40%-45%.
Penyertaan modal Pertamina tersebut dihitung dari aset Kilang Cilacap. Jika ternyata nilai aset kilang Cilacap kurang dari 55% untuk penyertaan modal Pertamina, maka Pertamina pun akan siap menyuntikan dana ke dalam perusahaan patungan tersebut.
Untuk mengembangkan kilang Cilacap dibutuhkan dana US$ 5,5 miliar. Sekitar 10%-15% akan digunakan dalam tahapan teknis.
Tahap awal pengembangan kilang akan dilakukan setelah penandatanganan kerjasama antara Pertamina dengan Saudi Aramco.
Nantinya setelah kilang Cilacap selesai dikembangkan, maka kapasitas kilang tersebut akan meningkat dari 260.000 barel menjadi 360.000-370.000 barel per hari.
"Jadi ada tambhan 100.000 barel dengan valuable produknya diangkat dari yield 73 jadi 98," kata Dwi pada Selasa (24/11).
Itu berarti kilang Cilacap sudah memiliki kemampuan memproduksi bahan bakar minyak dengan ron 92.
"Kilang ini memiliki kemampuan di 92, tapi kita lihat kalau pasarnya tetap butuh ron 88," ucap Dwi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News