Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE) berusaha untuk terus mengelola lingkungan terutama di wilayah kerja panas bumi yang dikelola perusahaan tersebut. Salah satunya dengan melakukan langkah inisiasi revitalisasi Danau Pangkalan di sekitar Area Kamojang yang merupakan bagian Program pengembangan desa wisata geothermal.
Pengembangan desa wisata geothermal ini menjadi salah satu indikator dalam penilaian untuk mencapai tujuh kali PROPER emas berturut-turut dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“Berkat kerjasama dengan Pemda kabupaten Bandung, PGE Area Kamojang secara aktif berupaya mengembangkan Desa Wisata Geothermal Kamojang, dengan penguatan pada langkah usaha revitalisasi Danau Pangkalan dalam rangka mengembalikan danau pangkalan yang saat ini sudah hilang,” kata Wawan Darmawan, General Manager PGE Area Kamojang dalam siaran pers pada Minggu (5/8).
Menurut Wawan, sebenarnya Danau Pangkalan sangat populer masyarakat di sekitar kabupaten Bandung dan Garut. Namun beberapa tahun terakhir, danau ini mulai sepi dari kunjungan masyarakat sekitar karena kondisi fisiknya sudah tidak ditemui lagi.
Padahal, menurut dokumentasi peta topografi tahun 1954 danau yang berlokasi di Dusun Kamojang, tepatnya di perbatatan Kabupaten Bandung dan kabupaten Garut ini masih terlihat.“Karena kondisi tersebut, sebagai pengembang energi panas bumi yang bersih dan ramah lingkungan, PGE terpanggil untuk memberikan perhatian pada revitalisasi Danau Pangkalan untuk melengkapi program pengembangan desa wisata geothermal,” katanya.
Upaya revitalisasi danau pangkalan diinisiasi pada beberapa tahun terakhir, lanjut Wawan dilakukan dengan inisiasi pemetaan sumber air oleh PT Pertamina Geothermal Energy bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bandung.
Kerja sama dengan masyarakat sekitar juga dilakukan sebagai upaya revitalisasi danau melalui penggalian lahan di sekitar lokasi bekas Danau Pangkalan. Hasilnya mulai muncul danau-danau kecil yang menjadi obyek wisata bagi wisatawan lokal.
Salah satu warga yang berdiam di sekitar Danau Pangkalan, Odo Suhada, menjelaskan, sebagian Danau Pangkalan masih ada hingga awal tahun 2000-an. Namun, sekarang sudah tidak ada lagi. Sebagian besar lahan bekas Danau Pangkalan telah berubah fungsi menjadi lahan pertanian masyarakat. Bahkan ada yang disewakan untuk aktifitas pertanian kentang milik salah satu perusahaan swasta nasional.
“Karena banyak pembentukan kebun, jadi airnya itu dialirkan sampai kering. Tanggul-tanggulnya dibobol kemudian kering, sehingga (Danau Pangkalan) bisa dipakai untuk menanam tanaman” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News