kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertamina Geothermal Energy (PGE) Bakal Gelar IPO di Kuartal I-2023


Kamis, 08 Desember 2022 / 14:02 WIB
Pertamina Geothermal Energy (PGE) Bakal Gelar IPO di Kuartal I-2023
ILUSTRASI. Pertamina Geothermal Energy (PGE) bakal IPO di kuartal I-2023


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) direncanakan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada paruh pertama tahun depan. Wakil Menteri BUMN, Pahala Mansury mengatakan, beberapa persiapan initial public offering (IPO) telah dilakukan untuk mengantarkan PGE ke pasar modal.

Persiapan yang dimaksud meliputi penyusunan berbagai dokumentasi, penunjukan konsultan-konsultan penunjang, serta registrasi tahap pertama dan kedua ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Selanjutnya akan dilanjutkan dengan penyampaian rentang harga IPO kepada OJK yang kita harapkan bisa dilakukan di akhir tahun 2022 ini atau di awal tahun 2023, kemudian nanti akan dilanjutkan dengan public expose, serta registrasi dan masa penawaran umum,” ungkap Pahala dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (7/12).

“Kami berharap nantinya penawaran saham BEI pencatatan sahamnya sudah bisa diselesaikan di triwulan pertama tahun 2023,” imbuhnya lagi.

Menurut rencana, pemerintah bakal melepas 20%-30% perusahaan yang bergerak di bidang panas bumi tersebut ke pasar modal.

Baca Juga: 4 BUMN Siap IPO Tahun Depan, Ada Pupuk Kaltim

Nantinya, dana segar dari yang didapat bakal dari penawaran saham perdana ke publik bakal digunakan untuk mengoptimalkan dari aset-aset eksisting serta peningkatan kapasitas terpasang melalui pengembangan daripada beberapa proyek, khususnya proyek-proyek dari wilayah-wilayah kerja (WK) yang sudah beroperasi saat ini.

Ke depan, PGE berencana menambah kapasitas 600 megawatt (MW) pada periode 2023-2027 mendatang. Saat ini, kapasitas terpasang di dalam Wilayah Kerja PGE sendiri mencapai 1.877 megawatts (MW). Sebanyak 672 MW di antaranya dioperasikan sendiri oleh PGE, sedang 1,2 gigawatt (GW) sisanya dioperasikan melalui Joint Operation Contract.

Pahala optimistis, kinerja keuangan dan capaian ESG perusahaan bisa membuat saham PGE menarik di mata investor. Sedikit informasi, menurut catatan Pahala, PGE membukukan pendapatan hampir US$ 370 juta dengan margin EBITDA sebesar 78,7%.

“Tentunya dengan EBITDA margin yang sangat  baik ini ini akan bisa menarik para investor serta di luar itu kita juga melihat bahwa kontrak-kontrak komersial, PJBTL (Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik) dan juga PJBU (Perjanjian Jual Beli Uap Panas Bumi) yang dimiliki PGE saat ini memiliki jangka waktu yang cukup panjang dan ini juga memberikan kepastian mengenai sustainability atau keberlangsungan bagi kinerja keuangan yang baik tersebut,” terang Pahala.

Baca Juga: Simak Kelanjutan Rencana IPO Pertamina Geothermal Energy (PGE)

Pahala tidak merinci berapa persisnya dana yang diincar dari IPO PGE. Namun, dalam dalam sebuah acara diskusi bersama sejumlah editor media di Gedung Kementerian BUMN pada Rabu malam 12 Januari 2022, Pahala pernah mengungkap bahwa memiliki kebutuhan dana sekitar US$ 400 juta - US$ 500 juta untuk beragam agenda pengembangan panas bumi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×