Reporter: Petrus Dabu | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) mengincar kepemilikan 100% saham di blok offshore North West Jawa (ONWJ), setelah kontrak pengelolaan blok minyak dan gas tersebut berakhir tahun 2017.
Saat ini Pertamina memang sudah menjadi operator, tetapi kepemilikan sahamnya baru 46%. Selain Pertamina, 36,72% saham ONWJ dimiliki perusahaan migas asal China CNOOC (China National Offshore Oil Corporation), kemudian 7,25% dimiliki perusahaan migas asal Jepang, dan Itochu Oil Exploration 2,85 % juga perusahaan asal Jepang.
"Saat ini kami memang operator, tetapi kontrak ONWJ akan berakhir 2017 dan kami ingin 100 persen di ONWJ," ujar Harun, Minggu (20/11).
Seperti blok Mahakam di Kalimantan Timur yang juga akan berakhir masa kontraknya pada tahun 2017. Tujuan Pertamina menguasai blok tersebut adalah untuk menjamin ketersediaan energi nasional.
Igantius Tenny Wibowo, General Manager Pertamina Hulu Energi ONWJ Ltd, mengatakan, cadangan minyak (proven) di blok ini sekitar 90 juta-100 juta barel sedangkan gas sekitar 600 triliun kaki kubik (TCF).
"Kita masih terus melakukan eksplorasi, kalau eksplorasi berhasil akan lebih banyak lagi cadangan yang bisa kita produksi," ujar Tenny kepada KONTAN, Minggu (20/11).
Tenny mengatakan, tahun ini saja produksi minyak dan gas blok ini sudah melampaui target. Target produksi minyak tahun 2011 kata dia sebesar 31.000 barel per hari. Namun, saat ini rata-rata produksi minyak sudah mencapai 32.000 barel per hari. "Tahun depan kita targetkan sebesar 35.000 barel per hari," ujarnya.
Sedangkan, gas kata dia target tahun ini sebesar 190 bbtud (billion british thermal unit per day). Saat ini rata-rata produksi gas sudah mencapai 194 bbtud. "Tahun depan kami targetkan sebesar 225 bbtud," ujarnya.
Soal kepemilikan 100% saham pasca 2017,Tenny menyerahkan semua pada kebijakan perseroan. Total sumur yang saat ini berproduksi kata dia mencapai 400 sumur. Dan tahun depan rencananya ada tambahan 25 sumur baru. Tahun depan, PHE ONWJ juga menyiapkan anggaran US$ 300 juta untuk belanja modal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News