Reporter: Filemon Agung | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pertamina memberikan tanggapan soal niatan pemerintah untuk akuisisi sejumlah perusahaan minyak dan gas bumi (migas) di luar negeri demi mengurangi defisit neraca perdagangan dan menekan impor migas.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman bilang Pertamina siap jika nantinya penugasan tersebut diberikan. "Tentunya dengan memperhatikan aspek risiko dan keekonomian," ujar Fajriyah, Selasa (20/8).
Baca Juga: IPA himbau Pertamina perhatikan aset di dalam negeri
Optimisme ini didukung dengan pengalaman Pertamina mengelola sejumlah aset di luar negeri. "Pertamina melalui Pertamina Internasional EP memiliki 12 aset di berbagai negara," terang Fajriyah.
Aset lapangan migas Pertamina Internasional tersebar di sejumlah negara, yakni Irak, Aljazair, Malaysia, Kanada, Kolombia, Prancis, Gabon, Myanmar, Namibia dan Tanzania.
Sekedar informasi, mengutip buku Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara ( RAPBN) 2020 dan Nota Keuangan, dijelaskan pada prinsipnya, strategi merger dan akuisisi (M&A) dapat dilakukan melalui dua metode.
Pertama, dengan mengakuisisi secara mayoritas perusahaan multinasional yang sehat dan kemudian menjadi pemegang saham pengendali pada perusahaan tersebut, sehingga Indonesia mempunyai wakil dalam struktur pengurus dan bisa ikut mengendalikan kebijakan perusahaan.
Kedua, strategi M&A dengan mengakuisisi perusahaan minyak yang secara finansial kurang sehat, namun memiliki cadangan minyak tinggi. Perusahaan ini bisa diakuisisi dengan harga murah dan tidak membebani APBN, yang kemudian disehatkan melalui kebijakan korporasi tertentu.
Terobosan kebijakan di atas diharapkan dapat mendukung peningkatan produksi migas sekaligus menekan angka impor BBM yang bermuara pada penciptaan surplus transaksi berjalan secara bertahap.
Adapun, opsi kebijakan tengah dikaji oleh pemerintah, antara lain: Pertama, memberikan penugasan baru kepada PT Pertamina mengakuisisi perusahaan-perusahaan minyak di luar negeri. Kedua, memberikan penugasan tambahan kepada LPEI (Indonesia Eximbank) melalui Program National Interest Account (NIA) untuk melakukan akuisisi perusahaan-perusahaan minyak di luar negeri.
Ketiga, membentuk special mission vehicles (SMV) baru dengan penugasan khusus secara professional untuk mengakuisisi perusahaan-perusahaan minyak di luar negeri.
Terakhir, membentuk BLU (badan layanan umum) baru dengan penugasan khusus untuk pengelolaan dana dalam rangka mendukung pelaksanaan akuisisi perusahaan-perusahaan minyak di luar negeri.
Sementara itu, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menilai langkah tersebut sebagai sesuatu yang bagus. "Ya bagus, untuk menjadi world class company harus menguasai aset di luar juga," sebut Arcandra di Kantor Kementerian ESDM, Selasa (20/8)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News