Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BALI. Pertamina melaporkan tengah melakukan revamping atau peningkatan kapasitas kilang minyak, baik dari sisi produksi maupun kualitas bahan bakar, guna mendukung kebijakan pemerintah dalam membatasi ekspor minyak mentah (crude oil).
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan bahwa upaya ini bertujuan agar kilang dapat menerima jenis minyak mentah yang lebih beragam, sehingga seluruhnya bisa diproses di dalam negeri.
Baca Juga: Pertamina Hulu Energi Laporkan Temuan Cadangan Eksplorasi Terbesar 15 Tahun Terakhir
"Kilang-kilang kami sekarang sedang di-revamping atau di-upgrade. Jadi, semua kilang di-upgrade supaya bisa menerima segala jenis crude, jadi lebih fleksibel," ujar Fadjar dalam acara Media Gathering Subholding Upstream di Badung, Bali, Selasa (11/2).
Menurutnya, saat ini minyak mentah yang diproduksi oleh Pertamina Hulu Energi (PHE) sudah sepenuhnya diproses di kilang-kilang milik Pertamina.
Ke depan, seiring dengan peningkatan kapasitas kilang, Pertamina juga membuka peluang untuk memproses minyak mentah yang berasal dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) lainnya.
"Tentu, kalau misalnya minyak dari K3S lain bisa diserap oleh Pertamina, kami menyambut baik," tambahnya.
Baca Juga: Pertamina Buka Suara Soal Dugaan Korupsi Tata Kelola Minyak Mentah
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengumumkan rencana pembatasan ekspor minyak mentah guna meningkatkan ketahanan energi nasional dan memperkuat kapasitas pengolahan dalam negeri.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan perkiraan ekspor minyak mentah tahun ini sekitar 28 juta barel dan sekitar 12-13 juta barel ditargetkan dapat dioptimalkan untuk menambah pasokan kilang minyak dalam negeri.
Untuk itu, ia meminta Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), K3S maupun PT Pertamina untuk mengimplementasikan target tersebut.
Selain itu, minyak mentah bagian kontraktor yang tidak sesuai spesifikasi juga diminta untuk diolah dan dicampur sehingga memenuhi standar yang diperlukan untuk konsumsi kilang domestik.
“Sesuai arahan Presiden Prabowo, kami telah meminta kilang-kilang dalam negeri untuk memanfaatkan semua crude, termasuk yang sebelumnya dianggap tidak memenuhi spesifikasi. Sehingga ekspor crude semakin menurun,” kata Bahlil di Jakarta, Senin (27/1).
Selanjutnya: MUF Targetkan Penyaluran Pembiayaan Baru Sebesar Rp 25 Triliun pada 2025
Menarik Dibaca: Matcha dan 4 Minuman untuk Mencegah Jerawat, Tertarik Coba?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News