kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pertamina memilih Bontang sebagai kilang baru


Jumat, 22 Juni 2012 / 06:05 WIB
Pertamina memilih Bontang sebagai kilang baru
ILUSTRASI. Saham-saham ini paling banyak diburu asing sejak awal 2021


Reporter: Fitri Nur Arifenie |

JAKARTA. PT Pertamina (Persero) akhirnya memidahkan rencana pembangunan kilang minyak yang sebelumnya berada di Balongan, Jawa Barat, dan di Tuban, Jawa Timur, ke di wilayah Bontang, Kalimantan Timur. Pindah lokasi ini karena harga tanah di dua tempat itu melonjak tinggi.

Direktur Pengolahan Pertamina Chirsna Damayanto mengatakan, Pertamina memutuskan untuk merelokasi pembangunan kilang minyak baru. Menggenai lokasi, Pertamina akan memakai lahan milik sendiri. "Kami tawarkan lokasi kilang di Bontang, Kalimantan Timur kepada investor. Di sana Pertamina punya lahan milik sendiri seluas 1.800 hektare (ha)," ujar Chrisna, Kamis (21/6).

Chrisna bilang, keputusan memindahkan lokasi kilang baru karena maraknya aksi spekulasi tanah. Akibat ulah para spekulan itu harga tanah di Balongan dan Tuban menjadi tidak rasional. Kalau semula harga tanah di sana cuma Rp 65.000 per meterĀ² kini menjadi seharga Rp 3,6 juta per meterĀ².

Dia mengatakan, meski lokasi pembangunan kilang berubah, kerja sama pembangunan kilang dengan investor terus berjalan. Seperti diketahui, untuk pembangunan kilang Balongan dengan kapasitas 300.000 barel per hari, Pertamina menjalin kerjasama dengan Kuwait Petroleum Corporation. Sedangkan, untuk kilang Tuban yang juga berkapasitas 300.000 bph, Pertamina bekerjasama dengan Saudi Aramco Asia Company Limited.

Studi kelayakan bersama dengan Kuwait Petroleum akan selesai pada akhir 2012. Sementara, studi Saudi Aramco diminta dituntaskan di akhir 2012. "Kami optimistis proyek kilang akan selesai pada 2018," kata Chrisna.

Meski dalam membangun kilang baru itu masih menghadapi kendala seperti insentif, Pertamina tetap berusaha supaya proyek berjalan sesuai rencana.

Indonesia memang butuh kilang baru untuk mengantisipasi kebutuhan impor BBM yang semakin besar. "Kilang baru ini akan meningkatkan ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan Indonesia akan impor BBM," ujarnya

Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan mengatakan, di samping pembangunan kilang baru, Pertamina juga akan memperbesar kapasitas produksi BBM pada kilang di Plaju dan Cilacap. Dengan begitu, produksi premium akan bertambah secara signifikan. Proyek penambahan kapasitas produksi BBM lainnya ada di Pangkalan Brandan dan Balikpapan. Jika proyek terlaksana bisa mengimbangi kebutuhan dari konsumsi BBM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×