Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) terus mengoptimalkan perannya dalam menjamin ketahanan energi nasional lewat pengolahan hasil produksi dari aset dalam negeri maupun luar negeri.
Langkah mengoptimalkan proyek dalam negeri dilakukan Pertamina lewat 98 proyek eksplorasi dan pengembangan Hulu Migas di Indonesia pada tahun 2019.
Sementara itu, Pertamina melalui Pertamina Internasional EP (PIEP) memiliki aset hulu minyak dan gas bumi (migas) di dua belas negara yakni Irak, Aljazair, Malaysia, Kanada, Venezuela, Kolombia, Prancis, Gabon, Myanmar, Nigeria, Namibia dan Tanzania. Dalam dua belas aset tersebut, PIEP beroperasi sebagai operator, pengendali perusahaan operator atau sebagai mitra atau partner.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu bilang minyak mentah yang dihasilkan PIEP dari luar negeri diutamakan masuk kilang Pertamina di dalam negeri. "Ini merupakan upaya Pertamina untuk memastikan keamanan suplai minyak mentah untuk Indonesia," jelas Dharmawan, Selasa (28/5).
Berdasarkan data Pertamina, entitlement dan lifting sales Pertamina dari aset Malaysia, Algeria, dan Irak sepanjang tahun 2018 sebesar 25.100 barel per hari (bph). Adapun, volume minyak mentah yang dibawa ke dalam negeri dan dikelola di Kilang Pertamina sebanyak 18,5 ribu bph.
Dihubungi di kesempatan terpisah, Presiden Direktur PIEP Denie S. Tampubolon bilang besaran nilai minyak mentah yang dibawa ke dalam negeri pada tahun lalu mencapai US$ 470 juta.
Denie menambahkan, PIEP menargetkan ditahun 2019 ini produksi dari aset Pertamina di luar negeri dapat mencapai 160.000 barel oil equivalen (boe) dan jumlah yang dibawa ke dalam negeri dapat meningkat dibanding tahun lalu.
PIEP menargetkan nilai tersebut meningkat menjadi 8 juta barel di tahun 2019. "Sejauh ini kami perkirakan target tersebut dapat direalisasikan," ungkap Denie.
Adapun, kendala yang menyebabkan tidak semua hasil produksi bisa dibawa ke tanah air yakni ketidakmampuan Kilang Pertamina di Indonesia dalam mengolah volume minyak dengan tingkat kompleksitas yang berbeda yang dihasilkan dari aset migas luar negeri.
"Secara pararel, program pembangunan dan peremajaan kilang Pertamina merupakan program yang prioritas untuk harus direalisasikan ke depannya," jelas Dharmawan. Langkah ini dirasa perlu demi mengoptimalkan pengolahan minyak mentah dari luar negeri.
Secara total, sepanjang tahun 2018 jumlah lifting yang dibawa ke Indonesia sebesar 6,8 juta barel. Proses pengangkutan terdiri dari 27 kali pengapalan, yaitu 8 kali pengapalan dari Aljazair sebanyak 2.3 juta barel dan 19 kali pengapalan dari Malaysia sebanyak 4.5 juta barrel.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu bilang demi mewujudkan realisasi target dan optimalisasi asset-asset tersebut anak usaha Pertamina, PIEP telah menyiapkan investasi sebesar US$ 174 juta di 2019.
“Komitmen investasi Pertamina di sektor Hulu menjadi agenda prioritas di tahun 2019, termasuk investasi anak usaha Pertamina di luar negeri," kata Dharmawan.
Sementara itu pengembangan sisi operasional bisnis juga dilakukan PIEP dengan mengedepankan prinsip prudent operation serta sejumlah inovasi. Sebagai contoh, PIEP yang merupakan operator di lapangan Menzel Lejmet North (MLN), Aljazair telah kegiatan pengeboran pertama di kawasan Gurun Sahara pada Juni 2018.
Adapun, proyek pengembangan Phase-4 di Aljazair ditargetkan mampu meningkatkan kinerja operasi. Selain itu, PIEP juga telah mencapai ISRS 8 Level 5, Zero Fatality & No Lost Time Injury sejak perusahaan beroperasi pada 2013.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News