Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Pertamina meminta tambahan kuota LPG 3 Kg dan Solar Subsidi karena terjadi peningkatan konsumsi di sepanjang tahun ini. Berdasarkan usulan kuota dari Kementerian ESDM, dibutuhkan tambahan kuota LPG 3 kg sebesar 190.000 Metrik Ton (MT) dan Solar Subsidi sebanyak 1,2 juta Kilo Liter (KL).
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menyatakan, dengan pertumbuhan ekonomi yang makin membaik ini ada kemungkinan terjadi over kuota BBM Solar dan LPG.
“Walau demikian, over kuota ini kami mohon dukungan dari bapak ibu semua (Komisi VII DPR RI) ada sedikit peningkatan di volume, tapi dari sisi anggaran sangat aman,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII, Selasa (21/11).
Khususnya, anggaran untuk LPG, Nicke menyatakan hanya terpakai sebagian sehingga masih ada sisa anggaran dan bisa digunakan untuk menambah kuota.
Baca Juga: Ini Strategi Pemerintah Untuk Jaga Kuota Pertalite
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan menjelaskan, di tahun ini kuota LPG 3 kg sesuai dengan APBN 2023 sebesar 8 juta MT di mana Pertamina memproyeksikan konsumsinya mencapai 8,28 juta MT. Namun berdasarkan perhitungan ulang, usulan dari Kementerian ESDM kuota LPG 3 kg menjadi 8,19 juta MT.
“Jadi dari 8,28 kuota prognosa yang dihitung berdasarkan konsumsi 2023 telah dilakukan perhitungan ulang, dan mendapatkan persetujuan dari KESDM untuk bisa diajukan ke Kementerian Keuangan untuk dirapatkan bersama 3 menteri sebesar 8,19 juta MT,” jelasnya dalam kesempatan yang sama.
Artinya, untuk memenuhi prognosa konsumsi LPG 3 kg di tahun ini dibutuhkan penambahan kuota sebesar 190.000 MT.
Riva menyatakan, realisasi anggaran saat ini masih ada kelebihan atau penghematan sebesar Rp 45 triliun atau 38% dari anggaran maksimal dari LPG.
Dalam materi paparannya dijelaskan, prognosa kebutuhan LPG 3 kg mengacu usulan Kementerian ESDM yang sebesar 8,19 juta MT memerlukan subsidi sebesar Rp 72,62 triliun. Angka ini masih di bawah DIPA APBN 2023 yang senilai Rp 117,85 triliun.
Oleh karenanya, masih ada surplus anggaran subsidi LPG sebesar Rp 45,23 triliun dengan asumsi nilai CP Aramco bulan November dan Desember sebesar US$ 555 per MT dan kurs Rp 15.277 per dolar AS.
Baca Juga: Gejolak Harga Minyak Memicu Kenaikan Inflasi
Adapun untuk solar subsidi, Riva menyampaikan, terjadi tren pertumbuhan konsumsi di tahun ini. Berdasarkan realiasi 2022 sebesar 17,5 juta KL diprognosakan akan naik 12,1% menjadi 19,6 juta KL tanpa adanya upaya pengendalian dan tidak dilaksanakan program Subsidi Tepat BBM.
Namun dengan selesainya program atau proses pendaftaran QR code di Juli 2023 dan mulai berlaku di Agustus, Pertamina berhasil melakukan penghematan dan pengendalian sehingga prognosa yang tadinya 19,6 juta KL menjadi 18,3 juta Kl.
Meski demikian, tetap saja kuota Solar Subsidi di tahun ini tidak cukup. Maka itu, pihaknya mengajukan penyesuaian kota ke Kementerian ESDM.
“Setelah dilakukan perhitungan kembali, dari kesdm, sudah mengajukan penambahan kuota sebesar 18,0 juta kl,” jelasnya.
Artinya, kuota tambahan solar subsidi yang diminta oleh Pertamina sebesar 1,2 juta KL.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News