Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) optimistis mengembangkan bisnis Sustainable Aviation Fuel (SAF) di Indonesia. Pasalnya, Indonesia memiliki potensi besar di bisnis SAF namun diperlukan kolaborasi dengan mitra strategis, termasuk dengan perusahaan global.
Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina A Salyadi Saputra mengungkapkan bagaimana rencana pengembangan SAF ke depannya di seluruh Pertamina Grup, baik dari sisi teknologi, finansial, hingga dukungan dari sisi kebijakan pemerintah. Seluruhnya untuk memastikan agar pemanfaatan SAF ini bisa berkembang di industri aviasi Indonesia.
Salyadi menjelaskan, Pertamina sudah siap dengan SAF. Dari sisi Pertamina Patra Niaga sudah memiliki lisensi Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) dan Renewable Energy Directive-European Union (RED-EU) agar dapat menjadi suplier atau menjual SAF. Upaya lainnya adalah Pertamina terus berproses dan upgrading dari sisi kilang agar kedepan menjadi green refinery supaya dapat optimal memproduksi SAF.
"Harapannya semua didukung oleh elemen masyarakat baik Indonesia maupun internasional. Karena adanya kesadaran dari semua pihak bisa menjadikan ini kepentingan masa depan sehingga semua berjalan saling menguntungkan,” ungkap Salyadi dalam keterangan resmi, Rabu (18/9).
Salyadi melanjutkan, Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara mempunyai peran ganda. Pertama, Pertamina mempunyai amanah untuk mendukung pemerintah khususnya dalam bidang menjaga ketahanan energi nasional.
Kedua, sebagai entitas bisnis, harus mampu memiliki kinerja finansial yang sehat dan berkelanjutan dimana kedepannya Pertamina akan terus mengembangkan bisnis bahan bakar ramah lingkungan. Pertamina menilai bahwa SAF adalah bisnis potensial industri aviasi maka Pertamina secara serius mengembangkan bisnis ini.
Adapun, Pertamina telah memiliki bahan Biofuel seperti B35 yang sekarang sangat sukses diterapkan di Indonesia dan mungkin berikutnya akan meningkatkannya menjadi B40 atau B50.
"Dari sisi SAF memiliki keunggulan pasar Pertamina tidak hanya dalam negeri, namun dapat merambah ke pasar global, dan kita yakin punya keunggulan kompetitif karena Indonesia mempunyai begitu banyak potensi sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan,” tutup Salyadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News