kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertamina Patra Niaga lakukan inovasi berkelanjutan lewat SmartMT


Jumat, 11 Juni 2021 / 10:21 WIB
Pertamina Patra Niaga lakukan inovasi berkelanjutan lewat SmartMT


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertamina Patra Niaga melakukan inovasi Smart Moda Transportasi (SmartMT) yang berkelanjutan. Inovasi ini menyempurnakan sistem keamanan dan keselamatan transportasi angkutan distribusi bahan bakar minyak (Safety and Security Fleet Management).

Ada 10 unit mobil tangki SmartMT yang menjadi proyek percontohan di Fuel Terminal Ujung Berung. Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengapresiasi  inovasi Pertamina Patra Niaga ini.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, pengembangan SmartMT berawal saat KNKt melakukan investigasi atas insiden terbakarnya truk Pertamina pada tahun 2017.

"Awalnya ban terbakar. Lalu kami teliti dan ternyata penyebabnya akibat tromol mengunci dan mengerem terus, ban mengalami pirolisis hingga terjadi insiden api, dan terbakarlah tangki beserta muatan BBM yang dibawa. Lalu mereka mengembangkan SmartMT. Jadi ini inisiatif dan kepedulian Perwira Pertamina Patra Niaga," katanya dalam pers rilis, Jumat (11/6).

Baca Juga: Pertamina salurkan Biosolar ke lebih dari 5.500 SPBU seluruh Indonesia

SmartMT diciptakan memang  tidak lepas dari kasus-kasus kecelakaan lalu lintas mobil tangki dikarenakan kelelahan saat mengemudi, kegagalan sistem pengereman, tekanan angin pada ban, jarak aman berkendara, perawatan mobil tangki,  kehandalan performansi mobil tangki (overheat pada tromol), peningkatan keamanan produk BBM , optimalisasi konsumsi BBM, masih rendahnya tingkat kepuasan dan keluhan pelanggan, dan dampak finansial akibat kecelakaan lalu lintas.

"Manusia penuh kelemahan. Tapi kita melihat untuk menjadikan lebih sempurna adalah dengan teknologi," kata Isabella Hutahaean selaku Direktur SDM dan Penunjang Bisnis Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial & Trading.

Menurut Isabella, SmartMT adalah inovasi digitalisasi pada moda transportasi darat, khususnya mobil tangki guna meningkatkan standar keselamatan dan keamanan (Safety and Security Fleet Management).

Inovasi ini diinisiasi dan diujicoba sejak 2018. Semula dengan tiga fitur yakni tromol sensor, elektronik data recorder, safety voice induction yang diujikan di Fuel Terminal Jakarta Group.

SmartMT saat ini terintegrasi dengan sistem eksisting (TAS-NewIFMS/SIOD, ODI, GPS Fleetsight, CCTV kabin mobil tangki) dan ke depan juga akan integrasi dengan Digitalisasi SPBU, serta pendukung terkait lainnya di lingkungan Pertamina untuk meningkatkan implementasi HSSE (Health, Safety, Security and Environment) dan efisiensi biaya operasional untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.

Isabella menambahkan, beberapa tahun belakangan, Pertamina Patra Niaga kesulitan dalam memantau kondisi pada sistem pengereman mobil tangki yang beroperasi. Potensi terjadinya kecelakaan masih cukup besar. Digitalisasi mobil tangki menjadi kunci.

SmartMT terbaru untuk mobil tangki memiliki 15 fitur, antara lain untuk mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas, monitoring kondisi pengemudi (fatigue), monitoring losses produk yang diangkut, tracking posisi, pengemudi sesuai mobil tangki yang dikendarai, dan lain-lain. "Ini bisa menjadi jawaban.

Selama ini kecelakaan sering terjadi. Namanya manusia, sopir bisa saja capek lalu ada kecelakaan. Tapi dengan adanya SmartMT ini bisa dideteksi dan bahkan ke depan bisa di-upgrade lagi bisa mengecek detak jantung," katanya.

Pengembangan teknologi SmartMT ini menggunakan sensor-sensor sebagai pengindera kondisi mobil tangki yang akan diolah secara terpusat oleh microcontroller. Data yang telah diolah akan diubah menjadi informasi yang mudah dipahami oleh awak mobil tangki, sehingga jika terjadi anomali pada mobil tangki dapat segera ditangani.

Sistem akan secara otomatis mengecek sendiri (self checking) dari sistem pemakaian bahan bakar, sistem pengereman, sistem electrical. Semua parameter tersebut dibuat daring yang terintegrasi ke data center Pertamina Patra Niaga melalui perangkat Internet of Thing (IoT) sebagai Early Warning System (EWS).

Baca Juga: Ini 27 titik BBM Satu Harga yang sudah diresmikan Pertamina

"Ini bisa mengurangi kecelakaan. Selain meningkatkan efisiensi, biaya juga berkurang. Tak kalah pentingnya TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), material dalam negeri, alat kerja dalam negeri, pekerjanya pun dalam negeri," kata Isabella.

Selama enam bulan ke depan akan dilakukan evaluasi terhadap program SmartMT ini. Rencananya, sebagai tahap awal akan ada 220 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang akan menggunakan SmartMT.

Saat ini beberapa fitur dari SmartMT sudah menerima sertifikat paten, namun Isabella mengingatkan agar inovasi lainnya pada SmartMT harus dipatenkan juga.

"Dengan SmartMT ini, banyak hal bisa dilakukan seperti mengurangi kecelakaan, efisiensi, mencegah fraud, TKDN. Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih mengutamakan HSSE. Ke depan ini bisa dikomersialkan, bisa kita jual ke perusahaan-perusahaan di Asia. Sekarang masih digarap internal," pungkas Isabella.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×