kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pertamina perlu gas buat kilang Bontang


Kamis, 11 Juni 2015 / 11:14 WIB
Pertamina perlu gas buat kilang Bontang
ILUSTRASI. Mencari pundi-pundi leat affilate menjadi hal yang sah-sah saja bila tetap memperhatikan kondisi keuangan.


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pengiriman gas alam cair atau liquifed natural gas (LNG) oleh PT Pertamina dari Kilang Bontang, Kalimantan Timur anjlok. Biasanya, perusahaan plat merah ini sanggup mengirimkan LNG sebanyak 120 kargo yang setara 120.000 m³. Kini, Pertamina hanya mengirim 80 kargo saja. Jumlah tersebut sudah menghitung pengiriman ke dalam negeri serta luar negeri.

Ahmad Bambang, Direktur Pemasaran PT Pertamina menjelaskan, penurunan pengiriman ini disebabkan pasokan gas ke Kilang Bontang terpangkas. "Itu karena tidak ada suplai gas jadi produksinya turun," katanya ke KONTAN, Rabu (10/6).

Ia membeberkan, sekitar 80% dari kapasitas kilang Bontang yang biasanya di lepas ke pasar ekspor, kini sudah tidak bisa berjalan lagi. Soalnya, ada beberapa kontrak pasokan gas yang sudah diputus. Misalnya, dari perusahaan asal Jepang dan Korea Selatan. Sayang, Ahmad tidak memerinci identitas perusahaan asing dan berapa kapasitas ekspornya.

Meski begitu, Ahmad memastikan bahwa pihaknya masih mempunyai beberapa kontrak pasokan LNG untuk pasar ekspor.

Untuk saat ini, mayoritas LNG dari Kilang Bontang untuk memenuhi kebutuhan floating storage regasification unit (FSRU) atau kilang gas terapung di Arun, Lhokseumawe, Aceh. "Pasokan ekspor yang terputus kami alihkan ke Arun. Dari FSRU Arun, kami pasang pipa ke Medan hingga Kuala Tanjung untuk kebutuhan gas industri di sana," paparnya.

Sebagai gambaran, Kilang LNG Bontang mendapat pasokan gas dari Blok Mahakam. Tahun depan, Pertamina berharap bisa mendapat pasokan gas dari proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) yang mulai Chevron garap tahun ini.

Tak hanya IDD milik Chevron, PT Eni Indonesia juga akan mengirimkan gas ke Kilang Bontang. Saat ini Pertamina sedang membuat hitung-hitungan mengenai processing fee dari gas yang akan diperoleh ini. "Pasokan IDD bisa masuk bila ada temuan gas yang bagus. Blok Masela juga kalau sudah produksi. Kalau tidak begitu, dari mana kami bisa mendapat pasokan gas lantaran konsumsi gas untuk industri tidak karuan pemakaiannya," keluhnya.

Langkah Pertamina ini masuk akal. Soalnya, perusahaan energi ini bakal mendapat penugasan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mengelola seluruh aset Kilang LNG Bontang pada tahun 2017. Sebelumnya, kilang ini dikelola oleh PT Badak NGL.

Meski menjadi pengelola Kilang Bontang, aset kilang masih tetap milik negara lewat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan. "Aset milik negara, kami sewa dan bayar ke pemerintah," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×