kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SKK Migas menunggu pembeli LNG Bontang


Sabtu, 04 Oktober 2014 / 11:49 WIB
SKK Migas menunggu pembeli LNG Bontang
ILUSTRASI. Tanaman Herbal yang Bisa Membunuh Sel Kanker


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyayangkan 11 kargo Liquefied Natural Gas (LNG) asal Kilang Bontang, Kalimantan Timur tidak laku di pasar domestik. Kesebelas kargo gas itu semula dialokasikan untuk PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Nusantara Regas, operator Floating Storage Regasification Unit (FSRU) di Jawa Barat.  

Pelaksana Tugas (Plt) SKK Migas, Johanes Widjonarko mengaku, sudah menawarkan 11 kargo LNG ke pasar domestik.  Namun tawaran itu tidak bersambut. "Semua yang ditawarkan beralasan kapasitasnya sudah penuh," ujar Johanes di Kantor Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral, Jumat (03/9). Dia menyatakan, LNG yang gagal terjual itu merupakan hasil produksi periode September- November 2014.   

SKK Migas telah menunjuk PT Pertamina untuk menawarkan 11 kargo LNG ke pasar internasional. Kini, baru 3 kargo yang terjual. Ketiganya dibeli Tokyo Gas. "Sekarang   masih tersisa delapan kargo. Ini harus segera dipasarkan. Tidak bisa disimpan demi alasan keamanan," tutur dia.  
Dia bilang, LNG yang disimpan lama bisa membahayakan kegiatan operasi minyak dan gas, karena kargo LNG itu memiliki risiko meledak.  

Zuldadi Rafdi, Kepala Subbagian Komunikasi dan Protokoler SKK Migas menambahkan, alasan tidak lakunya 11 kargo LNG di pasar domestik seharusnya dijawab PLN dan   Nusantara Regas. "Tanyakan ke mereka, kenapa tidak terserap. Mereka kan pembelinya," kata  Zuldadi kpada KONTAN, Jumat (3/10).  

Bukan karena harga
Zuldadi   tidak mengetahui alasan 11 kargo LNG itu tidak terserap di pasar domestik. Namun, ia memastikan alasan PLN dan  Nusantara Regas tidak menyerap LNG bukan   m asalah harga. "Untuk harga satu kargo LNG bergantung pada kontraknya. Dan volumenya satu kargo tergantung besaran kapal yang dipakai," jelasnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Divisi BBM dan Gas PLN, Suryadi Madjoeki membantah tidak akan membeli LNG yang sudah dialokasikan. "PLN membutuhkan 50 kargo LNG dan kemungkinan delapan kargo tersebut akan diserap nanti," ucap dia, saat ditemui di acara Pameran Kelistrikan Indonesia 2014

Walaupun pahit-pahitnya, PLN nanti tidak bisa menyerap delapan kargo LNG itu, Suryadi yakin, pasar spot mampu membeli sisa delapan kargo LNG itu. Ia beralasan, saat ini Jepang dan Korea Selatan sudah memasuki musim dingin. Selain itu, karena saat itu ada gangguan dalam FSRU Lampung milik PGN, kemungkinan LNG tidak terserap.

"Saat ini kan PGN untuk FSRU Lampung membutuhkan lima kargo, diperkirakan sudah bisa terserap pada bulan November,"  tutur dia.  

Dia menjelaskan, dibandingkan dengan harga di pasar spot, memang harga di   pasar   domestik lebih mahal. Dia mencontohkan, harga LNG per kargo yakni 11% x equity risk premium (ERP), setara Index Coal Petroleum plus alfa transportasi dan regasifikasi. Rumus itu menghasilkan angka US$ 16,5 per juta british thermal unit (mmbtu).     

Sedang harga di pasar spot hanya US$ 10,5 per mmbtu. Suryadi menambahkan, umumnya, satu kargo LNG setara 2.700 miliar british thermal unit (bbtu).  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×