kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,37   -3,13   -0.34%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Soal Mahakam, Pertamina diberi waktu dua pekan


Jumat, 27 Maret 2015 / 18:49 WIB
Soal Mahakam, Pertamina diberi waktu dua pekan
ILUSTRASI. Suasana event penukaran pakaian #TukarBaju yang diselenggarakan Zero Waste Indonesia


Reporter: David Oliver Purba, Pratama Guitarra | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) hari ini Jumat (27/3), mempertemukan PT Pertamina (Persero), Inpex Coorporation dan Total E&P Indonesie untuk membahas perihal kerjasama pengelolaan Blok Mahakam, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Perbincangan utamanya adalah mempersiapkan Pertamina menjadi operator Blok Mahakam pada Januari 2018. Selain itu, Pertamina diminta untuk melakukan pembicaraan business to business terkait pembagian saham dengan Total dan Inpex. "Walaupun sebelumnya mereka sudah sering bertemu, tapi perlu dibahas lebih lanjut," Kata Menteri ESDM Sudirman Said di kantornya.

Menteri ESDM juga memberikan tenggat waktu dua pekan kepada Pertamina untuk segera menyepakati kesepakatan B to B tersebut. Agar kemudian publik bisa mengetahui keputusan pengelolaan Blok Mahakam secepat mungkin.

"Kita memberikan tenggat waktu dua minggu. Kemudian kita jadikan keputusan agar secepat mungkin. Sehingga selanjutnya, Pertamina bisa masuk menjadi bagian transisi," jelasnya.

Prinsipnya, Jelas Menteri Sudirman, adalah Pertamina yang akan jadi operator. Kemudian, harus ada transmisi yang smooth untuk menjaga kelangsungan dan produksi agar tidak ada penundaan produksi ketika masa transisi berlangsung

Dalam hal ini, Menteri Sudirman mengisyaratkan, Total maupun Inpex bisa menjadi bagian dalam pengelolaan Blok Mahakam. Namun tetap, keputusan berada di tangan Pertamina. "Mereka bisa meneruskan berpartner dengan Pertamina syukur-syukur Pertamina bisa masuk di blok milik mereka di tempat lain. ini juga menjadi bagian yang sedang mereka diskusikan," isyaratnya.

Dia menekankan, karena Pertamina akan menjadi operator, Pertamina harus sudah siap menguasai procurement eksplorasi, belanja barang dan jasa serta human capital atau transfer pekerja. Supaya, peralihan tersebut tidak berdampak pada menurunnya produksi.

"Karena blok ini blok paling penting, karena itu kita wanti-wanti peralihannya, sejauh yang saya tahu, Pertamina komitmen mengambil seluruh dari mereka dan menjaga tingkat remunerasi supaya tidak ada karyawan yang keluar," tandasnya.

Ditemui setelah bincang-bincang dengan Total dan Inpex, Direktur Utama Pertamina, Dwi Sutjipto mengatakan, pembahasan tersebut baru awalan. "Kita bahas mengenai langkah ke depan seperti apa bersama dengan Total dan Inpex," jelasnya, di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (27/3).

Ia mengklaim, bahwa Pertamina sudah membeberkan mengenai eksplorasi Pertamina jika mengelola Blok Mahakam, dalam hal tersebut Pertamina memiliki kemampuan potensi ke depan. "Salah satu yang disampaikan Menko Perekonomian (Sofyan Djalil) bahwa produksi jangan turun," terangnya.

Terkait apakah Total dan Inpex bisa menjadi partner Pertamina, Dwi enggan menjawab. Ia bilang, ini masih belum didiskusikan, karena ada proses detail yang masih di evaluasi. "Untuk dana Pertamina siap," tandasnya.

Sementara itu, CEO Total Asia Pasifik, Fabrice Civavir enggan memberikan komentar. "Perjalanan masih jauh," tandasnya. Begitu juga dengan Sunicio Sugaya mewakili Inpex Coorporation. "Biar Total saja yang berkomentar," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×