Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proses pembangunan Kilang Tuban ternyata terus berjalan di tengah kondisi keuangan PT Pertamina (Persero) yang cukup ketata. Pertamina bahkan berencana untuk segera melakukan penandatanganan pembentukan joint venture untuk proyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban.
Arya Dwi Paramita, External Communication Manager Pertamina bilang, penandatangan JV proyek kilang Tuban akan dilakukan pada Selasa (27/11). "Rencananya demikian," ujar Arya ke Kontan.co.id pada Selasa (27/11).
Pertamina memang menargetkan pembentukan JV untuk proyek GRR Tuban bisa dilakukan pada akhir tahun 2017. Dengan begitu pada tahun depan sudah bisa memulai penyusunan engineering package (BED/feed).
Untuk melakukan engineering package, Pertamina harus dapat menyelesaikan studi kelayakan alias feasibility study (FS) pada tahun ini. Sejauh ini Pertamina memang telah mencapai penyelesaian tahap feasibility study.
Selain itu, untuk masuk ke tahap selanjutnya yaitu engineering packet, Rosneft dan Pertamina memang harus membentuk Joint Venture Company terlebih dahulu. Pertamina rencananya akan membentuk perusahana patungan dengan share Pertamina sebesar 55% dan Rosneft sebesar 45%.
Secara pararel, Pertamina juga tengah menyelesaikan masalah lahan dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk pembebasan lahan di Tuban. Pertamina sendiri telah melakukan penandatanganan Memorandum of understanding (Mou) penggunaan lahan milik KLHK sebesar 60 hektar di wilayah Tuban pada Januari lalu.
Di sisi lain, Pertamina juga telah bersepakat dengan Rosneft terkait masalah offtaker Kilang Tuban. Rosneft bersedia menjadi offtaker kilang Tuban.
Dengan begitu, jika semuanya berjalan mulus, maka Pertamina yakin pembangunan Kilang Tuban bisa selesai pada 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News