Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Gas, Subholding Kilang, Subholding Shipping dan PT Badak LNG meneken Head of Agreement (HoA) untuk menyediakan infrastruktur Liquefied Natural Gas (LNG) terintegrasi untuk mendukung pengembangan bisnis kilang Pertamina di Cilacap.
Proyek ini akan menyuplai gas dengan peningkatan volume secara bertahap (ramp up) 111 MMSCFD selama 20 tahun ke Kilang Cilacap, dilaksanakan dengan skema Small Scale Land Based Regasification Terminal dan diperkirakan membutuhkan biaya investasi (Capex) sebesar US$ 151,7 juta.
Komitmen kerja sama ini diwujukan dalam tiga Head Of Agreement (HOA) yang ditandatangani oleh Direktur Utama PGN M. Haryo Yunianto, bersama dengan Djoko Priyono Direktur PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Erry Widiasto Direktur Utama PT Pertamina International Shipping (PIS), serta Direktur Utama PT Badak LNG Gema Iriandus Pahalawan pada Selasa (25/05).
Baca Juga: Masuki usia 56 tahun, PGN berkomitmen dorong infrastruktur gas bumi
Kesepakatan ini meliputi tiga lingkup yaitu, antara PGN dan KPI untuk penyediaan infrastruktur LNG. Berikutnya antara PGN dan PT Badak LNG untuk penyediaan fasilitas penyimpanan dan breakbulking LNG. Lainnya, antara PGN dan PIS untuk utilisasi kapal LNG dengan skema long term time charter atau skema angkutan LNG lainnya.
“Kami berharap kerja sama ini menjadi contoh bagi Subholding lain bahwa Pertamina Group dapat bersinergi dan menghasilkan manfaat yang luar biasa,” ujar Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina, Mulyono dalam keterangan resmi, Selasa (25/5).
Mulyono juga mengungkapkan bahwa proyek akan digunakan untuk mengembangkan market LNG retail di Jawa Tengah bagian selatan dan menghasilkan efisiensi luar biasa mencapai US$ 58,5 juta per tahun dengan pemanfaatan gas.
Kilang Cilacap yang merupakan salah satu dari 7 unit pengolahan di Indonesia, memiliki kapasitas produksi sebesar 348.000 BSD. Kilang ini bernilai strategis dengan memasok 34% kebutuhan BBM nasional atau 60% kebutuhan BBM di Pulau Jawa. Hal tersebut membuat Kilang Cilacap menjadi kilang dengan kapasitas terbesar di Indonesia.
“Sebagai bagian dari Holding Migas Pertamina, PGN secara penuh mendukung pengembangan bisnis Kilang Pertamina Cilacap. Proyek ini termasuk dalam prioritas proyek PGN dalam menyediakan supply chain LNG yang terintegrasi. Semoga dengan tersedianya supply chain dan infrastruktur LNG yang terintegrasi nanti dapat memenuhi kebutuhan gas di Kilang Cilacap dengan tepat biaya, mutu dan waktu,” ujar Direktur Utama PGN, M. Haryo Yunianto.
Baca Juga: Pertamina International Shipping (PIS) jalin kerja sama penelitian dengan ITS
Haryo menambahkan, sinergi ini menjadi bentuk dukungan PGN terhadap Pertamina Grup dalam mengelola portfolio LNG yang bisa dioptimalkan dalam rangka substitusi bahan bakar berjenis Residual Fuel Oil (FRO) menjadi bahan bakar berbasis gas.
"Proyek ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menumbuhkan perekonomian nasional dan dapat mengurangi impor serta menekan defisit neraca migas," pungkas Haryo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News