Reporter: Putri Kartika Sinaga | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Rencana PT Pertamina (Persero) untuk menjadikan Pertamina Tower sebagai ikon kota Jakarta harus tertunda. Pembangunan menara setinggi 530 meter yang dimulai sejak tahun 2014 dihentikan sementara.
Pasalnya saat ini, Pertamina tengah memfokuskan target perseroan pada produktivitas di hulu dan penambahan kapasitas kilang.
"Waktu tahun lalu sudah groundbreaking. Sisanya kalau proyek kan harus kita lihat alokasi, untuk pendanaannya sekaligus progressnya. Nah, sejauh ini posisi kita meng-hold dulu karena ada beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi dari sisi capital expenditure maupun investasi," kata Vice President Corporate Communication Wianda Pusponegoro kepada KONTAN, Minggu (31/5).
Menara yang rencananya bisa selesai pada 2020 ini telah berhenti pembangunannya sejak akhir 2014. Wianda menuturkan keputusan untuk menghentikan sementara pembangunan juga karena adanya revisi Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP).
"Perubahan ini juga kita lakukan melihat kondisi minyak mentah dunia yang turun 50 persen dibanding 2014. Sehingga Pertamina harus mendefinisikan lagi apa yang menjadi prioritas-prioritas perusahaan," ujar Wianda.
Sayangnya, menara yang rencananya akan mengalahkan Menara Petronas di Malaysia ini tidak masuk dalam salah satu prioritas Pertamina. Saat ini selain di sektor hulu, Pertamina juga sedang fokus melihat blok-blok terminasi yang akan dikelola oleh Pertamina.
"Kita berharap kita bisa melanjutkan, tapi sekarang yang penting adalah untuk meningkatkan produksi minyak nasional, baik dari hulu maupun kilang. Kan sekarang kita lagi program untuk Refinery Development Master Plan, nah di situ kita harus bertanggung jawab untuk meningkatkan angka volume yang menjadi target kita," jelas Wianda.
Penundaan pembangunan Pertamina Tower yang diketahui membutuhkan dana sebesar Rp 200 miliar, ini pun menurut Wianda tidak menjadi masalah besar karena tidak merugikan pihak mana pun, terutama masyarakat.
Pembangunan yang dibawahi oleh Direktorat Umum Pertamina ini juga diharapkan bisa dilanjutkan lagi. Namun, belum ada waktu pasti karena saat ini Pertamina masih fokus terhadap proyek lain yang saat ini menjadi prioritas utama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News