Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog mengatakan tengah fokus menyerap gabah/beras. Hingga 19 Maret 2021, Perum Bulog telah menyerap sekitar 121.000 ton gabah/beras.
Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaluddin Iqbal mengatakan, dari serapan tersebut, 30% merupakan serapan beras komersial dan sisanya merupakan serapan untuk cadangan beras pemerintah (CBP). Bila dihitung, serapan CBP sekitar 84.700 ton.
Pada masa panen tahun ini, Awaluddin mengatakan, pihaknya akan menyesuaikan serapan gabah dengan produksi gabah/beras petani. Dia pun tak menyebutkan berapa besar target serapan gabah yang ditetapkan Bulog hingga akhir masa panen raya berakhir,
Baca Juga: Jaga harga di tingkat petani, Mentan minta Bulog maksimalkan serapan gabah
"Bulog akan memaksimalkan serapan sepanjang barangnya ada dan sesuai dengan ketentuan," ujar Awaluddin kepada Kontan.co.id, Jumat (19/3).
Adapun, dalam Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia nomor 24 tahun 2020 tentang Penetapan Harga Pembelian Pemerintah untuk Gabah atau beras, disebutkan dalam rangka pelaksanaan pengelolaan cadangan pangan pemerintah untuk gabah/beras, menteri menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah atau beras.
Dalam aturan tersebut tercantum, harga pembelian gabah kering panen dalam negeri dengan kualitas kadar air paling tinggi 25% dan kadar hampa/kotoran paling tinggi 10% sebesar Rp 4.200 per kg di petani atau Rp 4,250 per kg di penggilingan.
Sementara, harga pembelian beras dalam negeri dengan kualitas kadar air paling tinggi 14%, butir patah paling tinggi 20%, kadar menir paling tinggi 2% dan derajat sosoh paling tinggi 95% sebesar Rp 8.300 per kg di gudang Perum Bulog.
Awaluddin pun tak banyak berkomentar soal impor beras yang banyak dibicarakan. Menurutnya, keputusan terkait impor beras ada di tangan pemerintah.
Baca Juga: Mendag beberkan alasan rencana impor beras tahun ini
Sementara, pihaknya akan fokus pada penyerapan gabah/beras dalam negeri. "Saat ini Bulog sedang fokus pada kegiatan penyerapan produksi petani dalam negeri," katanya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pun sudah meminta Perum Bulog untuk menyerap gabah petani secara maksimal di tengah masa panen raya periode Maret hingga April 2021. Hal ini sebagai upaya untuk menjaga gabah di tingkat petani.
“Saya mendapatkan arahan dari Menteri Koordinator Perekonomian untuk bekerja sama dengan Perum Bulog, Dan hari ini saya sudah bersurat pada Kepala Bulog untuk memaksimalkan penyerapan gabah di lokasi panen untuk menjaga harga,” ujar Syahrul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News