Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini
MEDAN. Perum Perumnas berkomitmen mewujudkan program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah dengan membangun sejumlah proyek apartemen ataupun rusunami. Proyek ini melalui pembangunan proyek baru maupun revitalisasi proyek lama.
Tahun ini, Perumnas menargetkan bisa membangun 30.000 unit hunian untuk mengurangi backlog perumahan. Dari sisi penjualan, perusahaan pelat merah ini menargetkan bisa mengantongi penjualan sebesar Rp 3 triliun.
Perumnas akan mulai merevitalisasi rumah susun (rusun) tua dan tidak layak huni yang dikembangkan Perumnas sebelumnya. Peremajaan pertama dilakukan di Rusun Sukaramai, Medan.
Revitalisasi rusun Sukaramai merupakan yang pertama di Indonesia yang dilakukan Perumnas. Menurut Direktur Utama Perumnas Bambang Triwibowo, peremajaan ini merupakan langkah strategis perusahaan untuk mewujudkan program sejuta rumah sekaligus menciptakan kualitas hunian yang lebih baik khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"Usia rusun Sukaramai sudah 33 tahun, kita bangun sejak tahun 1984. Sudah tidak layak huni sehingga memang sudah harus direnovasi," kata Bambang, Selasa (5/4).
Peremajaan rumah susun ini akan dilakukan terhadap 14 tower rusunami Suaramai dengan brand baru yakni Apartemen Sentraland sebanyak empat tower setinggi 20 lantai. Total kapasitas rusunami tersebut akan mencapai 2.064 unit.
Rusun Sukaramai akan dibangun di atas lahan seluas 17.717 meter persegi (m2). Tahap pertama, akan dibangun dua tower dengan total unit sebanyak 1.344 yang ditawarkan mulai tipe studio seluas 18 m2, tipe dua kamar dan tipe tiga kamar. Sebanyak 416 unit akan diperuntukkan bagi penghuni rusun lama dan sisanya akan dipasarkan ke masyarakat.
Harga rusun ditawarkan mulai harga Rp 11 juta per meter persegi (m2). Mucklis, General Manager Perumnas wilayah I Medan mengatakan, pihaknya menargetkan penjualan Rp 1,1 triliun dari keempat tower rusunami yang akan dibangun tersebut. Bambang mengklaim, saat ini sudah terjual 50% dari dua tower yang akan dipasarkan.
Total investasi seluruh proyek ini diperkirakan mencapai Rp 600 miliar-Rp 700 miliar. Sedangkan dua tower pertama ditaksir menelan investasi Rp 290 miliar. Konstruksi pembangunan proyek ini diserahkan ke PTPP.
Saat ini, perumnas akan meremajakan lima tower terlebih dahulu. Selama pembangunan tersebut, perusahaan memberikan kompensasi kepada penghuni rusun untuk mendapatkan hunian peralihan di tempat lain selama dua tahun. "Setelah rampung dibangun, mereka akan mendapatkan kembali rusun ini," kata Mucklis.
Menteri BUMN, Rini M Soemarno mengapresiasi langkah Perumnas melakukan revitalisasi kawasan rusun tanpa menggunakan APBN ini. Dirinya berharap proyek peremajaan rusun Sukaramai menjadi percontohan bagi wilayah lain terutama di Jakarta dalam menyediakan hunian layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah tanpa membebani anggaran negara.
Setelah revitalisasi rusun Sukaramai ini, Perumnas juga berencana melakukan revitalisasi di wilayah lain seperti Rusun Kemayoran, rumah kebon kacang, rumah susun ilir barat palembang, rusun Klender.
Muhammad Nawir, Direktur Pemasaran Perumnas mengatakan, lantaran tidak akan memakai dana APBN, Perumnas akan mengembangkan lahan yang ada untuk dipasarkan ke masyarakat selain dikembalikan ke penghuni lama.
Selanjutnya, Perumnas juga akan membangun rusunami di atas pasar. Perusahaan ini telah melakukan Nota Kesepahaman (MoU) dengan PD Pasar Jaya di DKI untuk membangun rusunami yang terintegrasi dengan pasar yakni Pasar Blok G Tanah abang, Pasar Grogol, Pasar cempaka putih.
Nawir mengatakan, rencananya Perumnas akan mengembangkan Blog G Tanah Abang terlebih dahulu tahun ini. Perusahaan ini berencana membangun satu tower berkapasitas 800-1.000 rusun dan kios.
Kemudian, Perumnas juga akan membangun kawasan TOD di atas stasiun kereta api dengan bekerja sama dengan PT KAI yaitu Tanjung Barat, Pondok Cina dan Palmerah. Nawir bilang, groundbreaking rusun di Tanjung Barat akan dilakukan pada April ini setinggi 23 lantai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News